Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte: 40 Hakim Filipina Jadi Target Kasus Narkoba

Kompas.com - 22/09/2016, 10:41 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Sekitar 40 hakim Filipina dan beberapa warga China masuk dalam daftar baru yang menjadi target pembunuhan karena terkait kasus narkoba.

Presiden Filipina  Rodrigo Duterte, seperti dirilis The Philippine Star, Kamis (22/9/2016), mengatakan, penanganan terhadap kasus narkoba harus terus ditingkatkan.

Duterte mengatakan, ia akan memberikan keleluasaan kepada pasukan keamanan untuk menangani individu yang terlibat kasus narkoba, sekalipun mereka itu pejabat pemerintah.

"Masalahnya sekarang meliputi semua, dan narkoba menghancurkan bangsa kita," kata Presiden Duterte kepada anggota Divisi Infanteri IX di Pili, Camarines Sur.

"Saya memegang satu halam berisi daftar nama rekan-rekan kita dari China. Juga ada sekitar 40 hakim yang tersebar di seluruh negeri,” kata Duterte.

Duterte lalu membacakan beberapa warga China dan Filipina dari Pampanga, yang diyakini terlibat di dalam perdagangan narkoba.

 "Saya akan memberikan salinan (daftar) ini kepada angkatan bersenjata dan polisi. Ini akan sampai kepada Anda untuk menanganinya, "kata Duterte.

"Pecahkan masalah ini karena hanya akan menghancurkan Filipina," tambah Duterte di depan prajurit Divisi Infanteri IX.

Pekan lalu, Duterte mengatakan, sekitar 1.000 nama berada dalam daftar di urutan prioritas ketiga yang harus ditangani, namun jumlah itu masih harus divalidasi kembali.

Presiden sejauh ini menuduh lebih dari 160 eksekutif lokal yang berkuasa dan mantan, anggota parlemen, pejabat di desa, hakim, polisi dan tentara dalam obat-obatan terlarang.

Namun, banyak dari mereka yang digiring ke kantor dan markas polisi di kota Quezon menyangkal berbagai tudingan tentang keterlibatan mereka dalam kasus narkoba.

Sedangkan ribuan lainnya telah tewas dibunuh jauh sebelum nama-nama mereka dibacakan di ruang terbuka kepada publik.

Departemen Kehakiman dan Kepolisian Nasional Filipina belum mengumumkan pengajuan tuduhan resmi terhadap mereka yang termasuk dalam daftar target.

Duterte telah bersumpah untuk menggulung peredaran obat-obatan terlarang dan tindak kriminal dalam tiga sampai enam bulan pertama massa kepresidenannya sejak dilantik 30 Juni 2016.

Menurut laporan yang diterima Duterte, setidaknya ada 3,7 juta warga pecandu narkoba di Filipina.

Dangerous Drugs Board, yang bertanggung jawab atas kebijakan soal narkoba, mengatakan, ada 1,7 juta pengguna narkoba di negara itu pada 2015, naik dari 1,3 juta pada 2012.

Sejak Senin (19/9/2016), sedikitnya 19 orang, termasuk seorang polisi, tewas dalam insiden terpisah di Metro Manila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com