MOSKWA, KOMPAS.com - Menurunnya nilai tukar mata uang Rusia, rubel, terhadap dolar AS mengakibatkan jumlah calon jemaah haji asal Rusia menurun tahun ini. Demikian disampaikan sejumlah agen perjalanan di Rusia.
Penerimaan dokumen pendaftaran calon jemaah haji tahun ini telah dimulai sejak 24 Juli dan akan ditutup pada tanggal 9 September mendatang. Pada tahun lalu, menurut data statistik, keberangkatan haji diikuti oleh hampir tujuh puluh wilayah Rusia.
Menurut Wakil Pertama Ketua Dewan Mufti Rusia Rushan Abbyasov, jumlah terbesar dari jemaah haji tahun ini berasal dari Republik Kaukasus Utara. Pada posisi kedua datang dari wilayah Volga. Selain itu, kelompok jemaah haji juga tiba dari daerah Siberia, Ural, bahkan dari Vladivostok.
Dagestan, di sisi lain, adalah satu-satunya wilayah di Rusia yang tahun ini mengalami peningkatan kuota, yaitu sebanyak 6.200 calon jemaah haji. Sementara, pada 2014 lalu jumlah jemaah calon haji dari Dagestan sebanyak 6.000 orang.
Kuota Dewan Mufti Rusia tahun ini mencapai 2.500 kursi untuk calon jemaah, termasuk di antaranya adalah 300 calon jemaah Muslim Krimea. Chechnya telah mendapatkan 2.600 pendaftar, Tatarstan sebanyak 1.500 pendaftar, Ingushetia 1.400 pendaftar, Pusat Spiritual Muslim Rusia sebanyak 1.100 pendaftar, dan Pusat Koordinasi Muslim Kaukasus Utara sebanyak 1.100 pendaftar.
Kuota Rusia untuk tahun ini tetap, yaitu sebanyak 16.400 orang. Namun, Misi Haji Rusia telah meminta pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan kuota menjadi 17.000 orang. Hal ini didasari oleh fakta bahwa para Muslim Krimea yang dulunya berhaji menggunakan kuota Ukraina kini telah menggunakan paspor dan kuota Rusia.
Di lain hal, jatuhnya nilai rubel menyebabkan biaya pergi haji melonjak hampir dua kali lipat. Paket tur ke Tanah Suci mencapai 3.000 hingga 5.000 dolar AS. Di beberapa daerah tertentu, jumlah ini setara dengan enam bulan gaji. Sehingga, manajer perusahaan pariwisata mengatakan, permintaan haji tahun ini memang menurun.
“Permintaan jatuh dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Tidak ada arus peminat seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Dulu kami harus membuat antrean bagi para calon jemaah haji. Pada tahun ini, kami justru harus melakukan penambahan iklan untuk menarik peminat,” ujar Said Muhammad dari Madinah Travel dalam perbincangannya dengan RBTH.