YANGON, KOMPAS.com - Pemilihan umum kedua setelah transisi kekuasaan di Myanmar akan diselenggarakan pada 8 November mendatang. Kepastian itu diungkapkan para pejabat negeri itu, Rabu (8/7/2015).
Dalam pemilu itu, para pemilih akan menjatuhkan pilihan bagi wakil mereka yang akan duduk di majelis rendah dan majelis tinggi. Namun sekitar seperempat jumlah kursi sudah dialokasikan untuk fraksi angkatan bersenjata.
Lebih dari 70 partai politik diperkirakan akan bersaing dalam pemilihan umum kali ini, termasuk parpol yang berbasis etnik minoritas.
Partai oposisi utama, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi, diperkirakan akan mengikuti pemilihan. Namun, konstitusi Myanmar melarang pemenang Hadiah Nobel itu mencalonkan diri sebagai presiden.
Dalam pemilu pertama tahun 2010 setelah peralihan kekuasaan dari militer ke semisipil, NLD memboikot pemilihan umum dan ketika itu Aung San Suu Kyi masih menjalani tahanan rumah.
Namun kini NLD mempunyai sekitar 44 kursi di parlemen menyusul pemilihan sela pada 2012 yang digelar sebagai bagian dari reformasi politik. Dalam pemilu 1990, NLD menang tetapi dilarang mengambil alih kekuasaan oleh militer.
Pemilu mendatang, lapor wartawan BBC di Myanmar Jonah Fisher, diperkirakan akan menjadi pemilihan umum paling adil selama 25 tahun terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.