Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanda Pioritaskan Penanganan Jenazah Korban #MH17

Kompas.com - 20/07/2014, 08:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


DEN HAAG, KOMPAS.com
- Pemerintah Belanda memprioritaskan penanganan jenazah korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di Ukraina. Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte mengatakan, jenazah-jenazah tersebut menumpuk di lokasi kejadian.

"Di sana (Ukraina) suhu saat ini 35 derajat celcius. Tubuh-tubuh itu harus segera diselamatkan," kata Rutte dalam konferensi pers di Den Haag seperti dikutip De Volkskrant, Sabtu (19/7/2014).

Malaysia Airlines telah memberikan daftar penumpang yang menjadi korban tewas dalam peristiwa naas di Ukraina timur itu. Dalam daftar tersebut tercatum nama-nama 283 orang penumpang dan 15 orang kru.

Lebih lanjut, Rutte mengungkapkan selain masalah suhu di Ukraina, banyak orang telah melihat gambar-gambar terkait para korban yang menyayat hati. Bahkan ia menyebut tak sedikit di antara penumpang MH17 yang masih di bawah umur.

"80 orang berusia di bawah 18 tahun. 23 orang di bawah 12 tahun dan juga 3 bayi. Sangat menyedihkan untuk diungkapkan kata-kata," kata Rutte.

Di Ukraina, Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans menyatakan, langkah pertama yang harus segera dilakukan adalah penanganan jenazah para korban yang menggunung di lokasi kejadian. Ahli-ahli identifikasi dan forensik Belanda telah menuju lokasi hari ini.

"Penanganan jenazah adalah prioritas kami saat ini. Mengingat kondisinya, ini adalah tantangan besar. Ini adalah operasi yang kompleks yang memakan waktu," ungkap Timmermans.

Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pihak Malaysia Airlines, dalam daftar manifes MH17 terdapat total 298 orang dari 11 kebangsaan dalam pesawat naas tersebut. Sebanyak 193 warga Belanda termasuk 1 orang memiliki dwi-kewarganegaraan Belanda dan AS menjadi korban tewas. Adapun 43 orang termasuk 15 orang kru dan 2 anak-anak merupakan warga Malaysia, 27 warga Australia, 12 orang warga Indonesia termasuk 1 orang anak-anak, 10 warga Inggris termasuk 1 orang dwi-kewarganegaraan Inggris dan Afrika Selatan, 4 warga Jerman, 4 warga Belgia, 3 warga Filipina, 1 warga Kanada, dan 1 warga Selandia Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com