Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Tak Yakin dengan Strategi Perangnya Sendiri

Kompas.com - 08/01/2014, 10:02 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.COM — Mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates menyampaikan kritik pedas tentang penanganan Presiden Barack Obama terkait perang di Afganistan. Kritik Gates itu tertuang dalam sebuah memoarnya yang dijadwalkan akan dirilis pada 14 Januari ini, lapor media AS, Selasa (7/1/2014) waktu setempat.

Dalam memoar berjudul "Duty: Memoirs of a Secretary of War", Gates menceritakan bagaimana Obama tampak kurang yakin terhadap sebuah strategi perang yang telah disetujuinya dan komandan yang dia tunjuk untuk memimpin perang itu, yaitu Jenderal David Petraeus, lapor The New York Times dan The Washington Post. Obama juga dikatakan tidak menyukai Presiden Afganistan Hamid Karzai.

"Saat saya duduk di sana (sebagai menteri pertahanan), saya berpikir Presiden tidak percaya pada komandannya, tidak tahan terhadap Karzai, tidak percaya pada strateginya sendiri, dan tidak menganggap perang itu sebagai perangnya," tulis Gates tentang pertemuan pada Maret 2011 di Gedung Putih. "Bagi dia, yang ada adalah keluar (dari sana)."

Menurut Gates, setelah setuju untuk mengerahkan lebih dari 30.000 pasukan sesudah perdebatan sengit di Gedung Putih, Obama tampak terganggu oleh keraguan dan dikelilingi para pembantu sipil yang menabur ketidakpercayaan pada militer. "Obama skeptis atau langsung yakin bahwa itu akan gagal," tulis Gates.

Gates, mantan direktur CIA yang memulai kariernya sejak masa Presiden Nixon, frustrasi pada "pengontrolan" Gedung Putih, yang dia katakan selalu ikut campur dalam urusan Pentagon, meskipun para pembantu sipil Gedung Putih tidak punya pemahaman tentang operasi militer. Dia menulis, staf keamanan nasional Gedung Putih "melakukan micromanagement dan campur tangan operasional ke level yang baru". Ia membandingkannya dengan pendekatan Nixon pada era 1970-an.

"Kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap perwira senior militer oleh pejabat senior Gedung Putih, termasuk Presiden dan Wakil Presiden, menjadi masalah besar bagi saya saat saya mencoba untuk mengelola hubungan antara panglima dan para pemimpin militernya."

Setelah sebuah pertemuan yang tegang tentang Afganistan pada September 2009, Gates mengatakan, ia hampir mengundurkan diri karena dirinya sangat tidak nyaman dengan kurangnya apresiasi dari Gedung Putih, dari atas hingga ke bawah, tentang ketidakpastian dan ketakterdugaan sebuah perang.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, Caitlin Hayden, dalam sebuah pernyataan kemudian membela Obama terkait Afganistan. "Sudah diketahui bahwa Presiden berkomitmen untuk menyukseskan misi menghancurkan, menghentikan, dan mengalahkan Al Qaeda, selain juga memastikan bahwa kami punya rencana yang jelas untuk meredakan perang ..." kata Hayden.

Hayden juga menyerang balik pernyataan Gates yang menyatakan bahwa Wakil Presiden Joe Biden "hampir selalu salah pada setiap kebijakan luar negeri dan isu keamanan nasional selama empat dekade terakhir".

"Presiden tidak setuju dengan penilaian Menteri Gates... Joe Biden telah menjadi salah satu negarawan terkemuka pada masanya dan telah membantu kepemimpinan Amerika di dunia," katanya.

Namun, Gates memberikan pujian kepada Obama karena menyetujui serangan terhadap kompleks persembunyian Osama bin Laden di Pakistan, yang Gates sendiri tentang pada awalnya. "Itu salah satu keputusan paling berani yang pernah saya saksikan di Gedung Putih."

Walau Gates juga memuji mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dia tertegun saat Obama dan Clinton secara terbuka mengakui bahwa mereka menentang penambahan pasukan di Irak tahun 2007 hanya karena alasan politis. "Saat mendengar mereka berdua membuat pengakuan, dan di depan saya, itu sungguh mengejutkan sekaligus mencemaskan," katanya.

Gates membantu untuk mengawasi pengerahan pasukan tambahan ke Irak pada masa pemerintahan Bush. Gates seorang republikan. Dia menjadi menteri pertahanan sejak masa Presiden George W Bush. Setelah Obama masuk Gedung Putih, dia diminta untuk tetap di Pentagon selama dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com