Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cium Teman Sekelas, Bocah 6 Tahun Diskors dari Sekolah

Kompas.com - 12/12/2013, 19:23 WIB
COLORADO, KOMPAS.com — Seorang bocah laki-laki berusia enam tahun diskors dari sekolahnya di kota Canon, Colorado, AS, karena ketahuan mencium teman sekolahnya.

Keputusan pengelola Lincoln School of Science itu memicu perdebatan apakah ciuman anak-anak seperti itu harus dianggap sebagai sebuah pelecehan seksual. Jennifer Saunders, ibu bocah itu, menganggap bahwa pengelola sekolah bersikap berlebihan dalam menangani masalah ini.

Jennifer mengatakan, putranya pernah diskors sebelumnya juga karena mencium teman sekolahnya. Dia merasa terkejut karena putranya kembali diskors beberapa hari untuk kasus yang sama.

Menurut Hunter, nama sang bocah, dia menaruh hati kepada seorang anak perempuan di sekolahnya dan, menurut dia, anak perempuan itu juga menyukainya.

"Itu (ciuman) terjadi di dalam kelas. Kami berada dalam satu kelompok dalam pelajaran membaca. Saya memiringkan tubuh saya dan mencium tangannya. Itulah yang terjadi," ujar Hunter.

Jennifer mengatakan, dia tak melihat hal yang salah dengan cara putranya menunjukkan rasa suka kepada temannya itu.

Jennifer mengatakan, putranya pernah dihukum karena kenakalan lain di sekolah. Namun, dia sangat terkejut ketika kepala sekolah menyebut perbuatan putranya itu sebagai sebuah pelecehan seksual.

"Kini putra saya malah bertanya tentang apa itu seks. Seharusnya kata-kata 'seks' jangan diucapkan di hadapan seorang anak berusia enam tahun," kata Jennifer.

Pengawas pendidikan setempat, Robin Goody, mengatakan, bocah itu diskors karena adanya kebijakan yang melarang "sentuhan yang tak diinginkan".

"Fokus masalah ini harus pada perilakunya. Kami biasanya mencoba agar siswa menghentikan perbuatannya. Namun, jika berlanjut maka kami perlu mengambil langkah tegas dan terkadang mencapai level skors," kata Goody.

Sementara itu, seorang pakar psikologi sekolah, David Welsh, mengatakan, sejumlah kebijakan yang mengantisipasi bullying, pelecehan, dan membawa senjata di sekolah terkadang diberlakukan terlalu berlebihan.

Namun, kata Welsh, dewan sekolah dipaksa membuat kebijakan yang ketat karena banyaknya keluhan yang disampaikan kepada guru. Dan, guru menghadapi konsekuensi buruk jika tidak menanggapi keluhan itu.

"Jika Anda memiliki kebijakan dan prosedur dan Anda tidak menjalankannya, maka akan sulit membela Anda," ujar Welsh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com