Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Israel Dituding Sengaja Serang Wartawan

Kompas.com - 02/12/2013, 09:46 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.com — Asosiasi Jurnalis Asing (FPA), Minggu (1/12/2013), menuduh angkatan darat Israel "terang-terangan" mengincar wartawan, setelah para tentara Israel menembaki sejumlah wartawan foto dengan peluru karet dan granat kejut, meski mereka sudah menunjukkan identitasnya.

Dalam sebuah pernyataan resminya, asosiasi yang berbasis di Tel Aviv dan mewakili semua wartawan media asing di Israel mengatakan, militer menembaki sekelompok jurnalis foto yang sedang berlindung dari sebuah baku tembak di perlintasan Qalandia antara Jerusalem dan Ramallah.

"Pada Jumat (29/11/2013) siang, pasukan Israel melemparkan granat kejut ke arah jurnalis foto FPA saat mereka akan meninggalkan Qalandia. Jurnalis FPA sudah mengangkat tangan ke atas untuk menunjukkan mereka akan pergi. Saat itu sebuah granat dilemparkan dan jatuh tepat di belakang mereka," demikian isi pernyataan FPA.

"Tak bisa disangsikan lagi, militer Israel nmemang mengincar wartawan," lanjut FPA.

Sementara itu, angkatan darat Israel menampik telah menyerang wartawan dalam peristiwa itu. Para prajurit AD Israel dinilai sudah bertindak sesuai dengan prosedur setelah pengunjuk rasa melempari mereka dengan batu dan bom molotov.

"Dalam insiden itu, para jurnalis terlihat berdekatan dan di tengah para perusuh. Mereka menempatkan diri dalam risiko," demikian penjelasan AD Israel.

Evaluasi awal angkatan darat menunjukkan dalam insiden yang melibatkan wartawan paruh waktu Italia itu terbukti bahwa peluru karet mengenai kamera jurnalis foto itu dan tidak diarahkan kepada dia.

"Peluru itu adalah bagian dari upaya pembubaran huru-hara. Artinya, peluru itu kami arahkah agar pengunjuk rasa bubar," tambah angkatan darat Israel.

Namun, kepala jurnalis foto AFP Marco Longari mengatakan, para jurnalis foto berdiri di bawah sebuah gubuk sekitar 20 meter dari pemuda Palestina yang melempari tentara Israel dengan batu.

Selanjutnya, para tentara membalas dengan tembakan peluru karet, tanpa mendahului dengan gas air mata atau memberikan peringatan. "Biasanya aparat akan mengincar kaki, tetapi kali ini sejajar dengan mata," kata Longari.

"Peluru itu mengenai tubuh kamera. Jika dia sedang tidak mengambil gambar, mungkin dia sudah tewas," sambung Longari.

"Kami lalu menunjukkan kamera itu ke komandan angkatan darat di lapangan. Dia hanya tertawa dan mengatakan itu adalah kesalahan," lanjut Longari.

FPA mengatakan, selama dua tahun terakhir sudah terjadi 10 insiden sejenis, tetapi tak satu pun insiden berujung ke sebuah investigasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com