Namun, itu semua gambaran sebelum Guiuan diempas badai Haiyan, dan tak berbekas. Pulau yang semula ibarat "surga" ini berada di tenggara Pulau Samar.
Ketika badai Haiyan tiba di pulau ini, kecepatan topan itu diperkirakan mencapai 315 kilometer per jam. Embusan angin yang menyertainya berkecepatan 380 kilometer per jam. Oleh karenanya, bangunan pun runtuh, pohon palem rebah, semuanya menjadi kubangan raksasa. Kehancuran yang tak memberikan harapan pun terbentang hari ini. "Semuanya hilang."Komunikasi terputus total dari Pulau Guiuan. Kebutuhan dasar untuk mereka yang selamat dari Haiyan tak kunjung tiba. Ini terasa sampai akhirnya, Selasa (12/11/2013), pesawat kargo C-130 militer terbang di atas pulau tersebut dan berhasil mendarat di sela-sela puing sebuah bandara kecil.
Ketika sebagian tentara menurunkan logistik yang dibawa, sebagian yang lain turut dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban. Pencarian korban tewas di wilayah ini masih jauh dari tuntas.