Kedua, Wang Jing, tulis Xinhua pada Senin (12/8/2013), cuma bekerja sebagai penjual mesin pendingin udara (AC) di kotanya. Dengan gaji bulanan sekitar 1.000 yuan atau setara dengan 158 dollar AS, Wang Jing tak mampu membeli AC kapasitas kecil sekalipun. Harga AC di kawasan itu memang rata-rata setara dengan gaji bulanan Wang Jing.
Sepertiga dari gaji Wang Jing habis untuk membayar sewa apartemen. Selebihnya, dipakai untuk biaya hidup seperti makan dan sebagainya.
Siram lantai
Ada warga Chongking yang menggunakan idenya menyikapi hawa panas itu. Ia sama sekali tak menutup jendela apartemennya seharian. "Sedikit membantu," aku warga bermarga Yang.
Ada pula warga yang memilih tidur di balkon apartemen. "Lumayan, bisa mendapat tiupan angin ketimbang 'terpanggang' di dalam kamar," tutur salah seorang tetangga Wang Jing.
Trik Wang Jing lain lagi. Ia malahan menyiram lantai apartemennya dengan air demi mendapat kesejukan. Usaha sederhana Wang Jing akhirnya berhenti lantaran tetangga di bawah lantai persis mengeluh karena air siraman lantai itu membocori kamarnya.
Cukuplah sudah kalau derita Wang Jing adalah terpaan hawa panas. Lengkap pula dengan ketiadaan dana untuk membeli mesin AC.
Kawasan tengah dan timur China saat ini terlanda suhu udara panas rerata 39 hingga 43 derajat celsius pada awal musim panas ini. Hawa panas di Chongqing saat ini adalah yang paling panas sejak 61 tahun silam.
Selain China, suhu udara di atas 40 derajat celsius juga dialami warga Jepang. Tercatat, lantaran kepanasan, ada sembilan warga meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.