Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil David Ben Gurion, Pendiri Negara Israel

Kompas.com - 04/12/2023, 12:50 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

TEL AVIV, KOMPAS.com - David Ben Gurion adalah salah satu anggota dari kelompok elite pemimpin-pemimpin dunia yang namanya akan selalu dikaitkan dengan berdirinya negara Israel. Dia adalah proklamator yang membacakan Deklarasi Kemerdekaan Israel di Museum Tel Aviv pada 14 Mei 1948.

Pada hari itu, Mandat Inggris atas Palestina secara hukum telah berakhir; pasukan Inggris belum juga pergi dan Amerika Serikat menekan Ben Gurion untuk menunda proklamasi.

Namun, Ben Gurion bertekad untuk mewujudkan apa yang disebutnya sebagai "hak alami orang-orang Yahudi untuk menentukan nasib mereka sendiri, bersama dengan semua bangsa lain, dalam negara berdaulat mereka sendiri," sebagaimana dinyatakan dalam dokumen itu.

Baca juga: Siapa Hezbollah dan Kenapa Terlibat Perang Israel-Hamas?

Dia telah mempersiapkan draf pertama dua pekan sebelumnya. Setelah beberapa kali direvisi oleh tokoh-tokoh agama dan sekuler, Ben Gurion bertanggung jawab untuk memfinalisasi naskah itu.

Dia juga membentuk dewan yang akan memproklamirkan eksistensi negara Israel dan memerintah di awal pembentukannya, dengan perwakilan dari berbagai gerakan pembebasan nasional.

Jejak langkahnya ada pada setiap proses menuju pembentukan negara Israel dan akan terus berlangsung di kemudian hari ketika ia mengambil alih kendali negara sebagai perdana menteri dan menteri pertahanan.

Itulah sebabnya dia dikenang di Israel sebagai "bapak bangsa".

Dari nama Gruen menjadi Ben Gurion

David Gruen--nama yang dia gunakan selama 24 tahun sebelum diubah menjadi Ben Gurion--lahir di Polandia, saat dikuasai Tsar (kekaisaran) Rusia pada 1886.

Dia tumbuh dewasa saat pandangan anti-Semitisme di Eropa, yaitu sikap prasangka atau permusuhan terhadap orang Yahudi, menancap begitu mendalam.

Dia pun tertarik pada cita-cita gerakan Zionis--mencari wilayahnya sendiri untuk orang-orang Yahudi--yang baru lahir saat itu.

Pada 1906 David Gruen beremigrasi ke wilayah Palestina yang saat itu dikuasai Ottoman dan menjadi petani di sana.

Dia mengadopsi nama Ben Gurion, nama yang sama dengan salah satu pembela terakhir Yerusalem melawan legiun Romawi.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Dia mengadopsi nama Ben Gurion, nama yang sama dengan salah satu pembela terakhir Yerusalem melawan legiun Romawi.
Dia mempraktikkan filosofi yang akan menginspirasi Zionis selama empat dekade berikutnya.

Idenya adalah mengolah tanah dengan tangan mereka sendiri untuk menciptakan “orang Yahudi baru”, berbeda dari mereka yang dilatih selama berabad-abad saat menjadi diaspora dengan melakukan pekerjaan non-manual.

Dia mendedikasikan dirinya untuk hal itu, dengan bangga, meskipun dia segera menyadari bahwa takdirnya ada di dunia politik, bukan di pertanian.

Misinya, di atas segalanya, adalah untuk mencapai kemerdekaan politik bagi orang-orang Yahudi di negeri itu, sebagaimana dicatat dalam deklarasi partai sosialis pada tahun 1907 yang berafiliasi dengannya, Poale Zion.

Ben Gurion sebagai prajurit di Angkatan Darat Inggris ketika ia menjadi anggota batalion Yahudi pasukan Allenby di Palestina pada Perang Dunia Pertama.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ben Gurion sebagai prajurit di Angkatan Darat Inggris ketika ia menjadi anggota batalion Yahudi pasukan Allenby di Palestina pada Perang Dunia Pertama.
Untuk mempersiapkan peran politiknya, Ben Gurion belajar hukum di Turkiye, yang dia yakini bisa menjadi sekutu Israel di masa depan, tetapi ketika Perang Dunia Pertama pecah, dia diusir dari Kekaisaran Ottoman.

Dia lalu melakukan perjalanan ke New York, di mana dia menikah dengan Pauline Munweis dan terus mempromosikan tujuan Zionis, sampai pemerintah Inggris menerbitkan Deklarasi Balfour pada 1917, yang menjanjikan rumah nasional bagi orang Yahudi.

Tak lama kemudian, Ben Gurion mendaftar di Legiun Yahudi Angkatan Darat Inggris dan berlayar kembali ke Timur Tengah untuk bergabung dalam perang pembebasan Palestina dari kekuasaan Ottoman.

Pada saat legiun itu tiba, Inggris telah mengalahkan Ottoman dan, di bawah pemerintahan mereka, upaya untuk menciptakan rumah nasional bagi orang Yahudi dimulai.

Baca juga: Isi Deklarasi Balfour yang Bentuk Negara Israel dan Ubah Sejarah Bangsa Palestina

Pilar-pilar bangunan negara Israel

Sesuai dengan keyakinannya bahwa buruh akan menjadi dasar berdirinya negara Yahudi, Ben Gurion mendirikan Federasi Umum Pekerja Tanah Israel atau Histadrut pada 1920.

Organisasi ini dengan cepat akan menjadi semacam negara di bawah mandat Inggris, yang meluas ke bidang perbankan, perencanaan kesehatan, kebudayaan, pertanian, olahraga, pendidikan, asuransi, transportasi, agen tenaga kerja, kelompok dan segala jenis koperasi lainnya.

Hal ini tidak hanya menjadi elemen kunci dalam pembentukan Israel tetapi juga salah satu pilar hingga  1980-an, ketika negara tersebut mulai beralih dari ekonomi sosialis.

Ben Gurion selanjutnya mendorong pengembangan kekuatan militer di Palestina.

Ketika Perang Dunia Kedua pecah, ia mendorong orang-orang Yahudi untuk berperang membela Sekutu, sambil mengorganisir sebuah agen rahasia untuk menyelundupkan orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust Nazi.

Setelah perang, aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Yahudi dalam menentang Inggris, yang bertahun-tahun sebelumnya telah mengubah pikiran mereka dan menghalangi populasi Yahudi, meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com