Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Nilai Hubungan dengan AS Capai Puncak Bersejarah

Kompas.com - 21/01/2017, 11:45 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Ketua delegasi Taiwan untuk pelantikan Donald Trump menjadi Presiden AS ke-45 mengatakan, hubungan Taiwan-AS mencapai “puncak bersejarah”.

Yu Shyi-kun, yang menjadi Perdana Menteri Taiwan antara tahun 2002 dan 2005, memimpin delegasi beranggotakan 11 pejabat tinggi Taiwan ke upacara pelantikan Trump di Washington DC.

Undangan AS kepada Taiwan untuk acara pelantikan tersebut telah membuat China marah besar dan memicu pertikaian diplomatik, seperti dilaporkan Agence France-Presse (AFP), Sabtu (21/1/2017).

China melihat negara pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya, provinsi pembangkang, yang menunggu reunifikasi untuk “Satu China”.

Beijing telah secara resmi meminta Washington untuk tidak menyambut delegasi Taiwan di upacara pelantikan Trump. Yu mengecam  Presiden China, Xi Jinping "berpikiran sempit."

Meskipun China marah atas keberangkatan delegasi Taiwan ke Washington, Yu tetap tersenyum riang setelah menghadari pelantikan Trump, Jumat (20/1/2017) siang, atau Sabtu dini hari WIB.

Anggota parlemen dari empat partai besar di Taiwan ikut dalam rombongan Yu ke Washington.

Yu sendiri kin sebagai anggota Partai Progresif Demokratik Taiwan. Ia seorang yang skeptis terhadap hubungan lintas-selat dan membela otonomi Taipei.

Mantan Ketua Umum Partai Progresif Demokratik Taiwan itu menyatakan kegembiraannya atas sambutan Washington terhadap delegasi negaranya.

"Hubungan Taiwan-AS saat ini mungkin terbaik yang pernah mereka capai," kata Yu kepada kantor berita AFP.

Segera setelah dia memenangkan pemilu 8 November 2016, Trump memprovokasi kemarahan Beijing karena menerima panggilan ucapan selamat dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Washington sebenarnya telah memutuskan hubungan diplomatik secara resmi dengan Taiwan pada 1979 dan mengakui pemerintah Komunis di Beijing sebagai pemerintah tunggal untuk "Satu China."

Pada saat ini, AS mengakui Taiwan sebagai bagian dari kebijakan "satu China" yang dicanangkan Beijing.

Namun, di bawah ketentuan Taiwan Relations Act tahun 1979, Washington mempertahankan

pendekatan ambigu ke negara pulau itu, yakni dengan mempertahankan hubungan perdagangan dan menjual senjata ke Taipei.

Beijing tetap tidak mengakui Tsai sebagai kepala negara dan marah pada apa yang dilihatnya sebagai pelanggaran protokol ketika Trump menerima panggilan telepon dari Tsai, awal Desember lalu.

Trump pun ketika itu tidak peduli dengan sikap Beijing. Beberapa tokoh konservatif AS memujinya karena mau menjalin dengan ‘sekutu yang demokratis’ itu.

Awal Januari ini, Tsai transit di AS dalam perjalanan untuk menghadri pertemuan di Amerika Latin, dan di bandara AS dia pun bertemu dengan Gubernur Texas Greg Abbott dan Senator Ted Cruz.

Yu, dalam sebuah wawancara dengan AFP, mengatakan, keputusan Trump untuk menerima telepon Tsai dan untuk memungkinkan kunjungan delegasi ke AS adalah tanda-tanda yang baik bahwa hubungan kedua negara itu sedang mesra.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com