Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Banglades Perkokoh Kerja Sama Bilateral

Kompas.com - 20/12/2016, 18:47 WIB

DHAKA, KOMPAS.com -  Setelah menghadiri ASEAN Retreat di Yangon, Myanmar, pada  Senin (19/12/2016), Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi, Selasa (20/12/2016), melakukan pertemuan bilateral dengan mitranya, Menlu Banglades, Abul Hasan Mahmood Ali, di Dhaka.

Juru bicara Kemenlu RI, Arrmanantha Nasir alias Tata mengabarkan dari Dhaka bahwa kedua menteri membahas upaya peningkatan kerja sama bilateral khususnya di sektor perdagangan dan investasi.

Menlu RI menyampaikan bahwa transaksi perdagangan kedua negara mencapai sekitar 1,4 miliar dollar AS pada tahun 2015 dan masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan.

“Dengan total pasar kedua negara mencapai lebih dari 400 juta orang, masih banyak peluang kerja sama ekonomi yang belum dimanfaatkan. Untuk itu kita harus galakan diplomasi ekonomi kita di Banglades”, kata Retno sebagaimana disampaikan Tata melalui pesan WhatsApp.

Sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2016-2017, Menlu Retno juga menyampaikan apresiasi kepada Banglades yang selama ini mendukung berbagai upaya Indonesia untuk memperkuat kerja sama di Samudra Hindia.

Retno telah menyampaikan undangan Pertemuan Menlu IORA yang akan dilakukan pada Maret 2017 di Jakarta.

Selain membahas penguatan kerja sama bilateral dan kawasan, Menlu RI juga secara khusus membahas masalah pengungsi Rohingya dari negara bagian Rakhine, Myanmar, yang saat ini ada di perbatasan Banglades dan Myanmar.

Menlu RI menekankan mengenai pentingnya Banglades dan Myanmar menjaga hubungan baik mengingat hal ini akan memberikan kontribusi bagi pengelolaan perbatasan Banglades–Myanmar.

“Hubungan dan komunikasi baik antara Myanmar dan Banglades adalah kunci dari pengelolaan isu pengungsi di perbatasan kedua negara” ujar Retno dalam pertemuan.

Retno menyampaikan hasil pertemuan dengan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, di Yangon pada Senin (19/12/2016) seusai Retreat Menlu ASEAN di mana Menlu RI juga menyampaikan pesan yang sama.

Menlu Retno menyarankan kiranya komunikasi antara Myanmar dan Banglades diperkuat. Sebagai tanggapan, Suu Kyi menyampaikan akan segera mengirim utusan khusus ke Banglades.

Keputusan Suu Kyi telah disampaikan oleh Menlu RI kepada Menlu Banglades dan disambut dengan baik.

Setelah pertemuan bilateral, kedua Menlu RI mendapatkan briefing dari Wakil UNHCR dan IOM di Dhaka, yang menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani jumlah pungsi yang telah melebihi kapasitas penampungan mereka.

Juga disampaikan bahwa sejak terjadinya ketegangan di Rakhine pada 9 Oktober 2016, telah terjadi peningkatan jumlah pengungsi antara 10.000 hingga 20.000 orang.

Menurut data UNHCR, ada sekitar 32.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar yang tercatat resmi di dua kamp pengungsi di Banglades.

Selain itu, menurut estimasi UNHCR, ada sekitar 200.000 pengungsi tidak tercatat yang tinggal di perbatasan Banglades dan Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com