Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desakan Massa untuk Presiden Park Mundur Semakin Kuat

Kompas.com - 19/11/2016, 18:37 WIB

SEOUL, KOMPAS.com -  Ratusan ribu orang turun ke jalan di Seoul, ibu kota Korea Selatan, Sabtu (19/11/2016), untuk menuntut Presiden Park Geun-hye mundur karena tersangkut skandal korupsi.

Kelompok penyelenggara demonstrasi mengklaim, massa yang turun ke jalan itu terdiri dari setidaknya 450.000 orang.

Namun, seperti dilaporkan Agence France-Presse, pihak kepolisian mengatakan, jumlah demonstran hanya 155.000 orang.

Demonstrasi kali ini merupakan aksi massa keempat dalam sebulan terakhir dan terbesar sejak protes massa pro-demokrasi pada tahun 1980-an.

Empat demonstrasi itu memberikan tantangan besar dengan tekanan yang kuat atas kepemimpinan Park. Presiden Park sendiri telah mengabaikan seruan massa sebelumnya.

Sambil menyalakan lilin saat berkerumun di pusat kota Seoul, massa berseru berulangkali "Park Geun-hye turunlah”. Sejauh ini, aksi massa itu berlangsung damai.

Polisi anti huru-hara memblokade jalan. Bus dan truk aparat keamanan menutup akses jalan menuju istana Presiden Park di Gedung Biru.

"Kami ingin mengadakan aksi protes damai," kata Nam Jeong-Su, juru bicara Konfederasi Serikat Pekerja Korea kepada Agence France-Presse.

Dalam pidatonya pada awal bulan ini, Park menyatakan bertanggung jawab penuh atas skandal yang merusak dan melibatkan sahabat karibnya, Choi Soon-sil (60).

Menurut Park, “hatinya hancur” karena skandal politik yang mengguncang dan memalukan pemerintahnya. Ia mengatakan, akan bekerja sama dengan jaksa dalam penyelidikan kasus itu.

Jaksa, kata Park, harus menjelaskan apa yang terjadi dan bahwa setiap orang yang terlibat, termasuk dirinya sendiri,  harus bertanggung jawab jika terbukti bersalah.

"Sulit untuk memaafkan diriku sendiri dan saya tidur pada waktu malam dengan perasaan sedih,” kata putri mantan Presiden Korsel, Park Chung-hee, dengan suara bergetar.

Sahabat lamanya, Choi Soon-sil, diduga telah menggunakan kedekatan dirinya dengan presiden untuk mencampuri urusan negara dan mendapatkan keuntungan pribadi.

Choi, yang  menjadi pusat penyelidikan dugaan korupsi dan nepotisme, telah kembali ke Korsel pada Minggu (30/10/2016) setelah menetap lama di Jerman dan kini sedang ditahan aparat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com