Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tolak Hadiri Konferensi Timur Tengah di Paris

Kompas.com - 08/11/2016, 11:00 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Israel, Senin (7/11/2016), telah secara resmi menolak undangan Perancis untuk mengikuti konferensi soal Timur Tengah di Paris pada Desember tahun ini.

Menurut Israel, pertemuan itu hanya mengalihkan tujuan perundingan damai secara langsung dengan Palestina, seperti dilaporkan Reuters.

Dalam suatu pertemuan di Jerusalem bersama pelaksana tugas penasihat keamanan nasional,  Israel dan penasihat diplomatik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, utusan Perancis Pierre Vimont diinformasikan bahwa Israel tak bersedia ikut dalam upaya membangkitkan kembali perundingan, yang sudah gagal pada 2014.

"(Mereka) telah mengatakan secara jelas dan tegas kepada utusan Perancis tentang sikap Israel untuk memajukan proses perdamaian, " kata kantor PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Juga telah “mencapai kesepakatan hanya akan diterapkan melalui perundingan langsung antara Israel dan Otoritas Palestina,” kata pernyataan itu.

Vimont, yang kemudian bertemu dengan para pejabat Palestina di Ramallah, tidak memberikan komentar soal pertemuannya itu.

Namun, Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan pihaknya masih berencana untuk menyelenggarakan konferensi Timur Tengah pada akhir tahun ini.

Saeb Erekat, seorang pejabat tinggi Palestina, mengatakan Vimont telah menjelaskan pada pertemuan tersebut bahwa Perancis akan mengeluarkan undangan terkait pelaksanaan konferensi pada Desember 2016.

Nabil Abu Rdainah, Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan, "Kami mendukung dan menyambut pelaksanaan konferensi, entah Israel berpartisipasi atau tidak."

Perancis telah berulang kali berupaya menghidupkan kembali proses perdamaian dengan menyelenggarakan konferensi awal pada Juni 2016 di mana PBB, Uni Eropa, AS, dan negara-negara besar Arab berkumpul untuk membahas berbagai proposal.

Pertemuan Juni sekaligus melihat kemungkinan apakah kedua pihak berseteru itu untuk bisa dibawa ke meja perundingan.

Perundingan terakhir antara Israel dan Palestina, yang didukung AS, pada 2014, gagal.

Israel, yang menganggap AS sebagai perantara utama di Timur Tengah, telah sekian lama meyakini bahwa perundingan langsung dengan Palestina bisa mengarah pada perdamaian keduanya.

Sebaliknya, Israel melihat upaya-upaya Perancis tersebut sebagai suatu pengalihan.

Palestina mengatakan pihaknya tidak akan melanjutkan perundingan dengan Israel sampai Israel menghentikan pembangunan permukiman di tanah Palestina yang didudukinya dan yang diproyeksikan Palestina sebagai wilayah untuk membentuk negara independen.

Perundingan, menurut Palestina, juga bisa dimulai kembali hanya jika Israel memenuhi komitmen-komitmennya, termasuk membebaskan para tahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com