Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Tak Ditampilkan dalam Peta, Stasiun TV China Meminta Maaf

Kompas.com - 13/10/2016, 09:22 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah stasiun televisi di China meminta maaf seusai menayangkan sebuah peta pada acara pencarian bakat yang tidak memasukkan Pulau Formosa atau Taiwan.

Taiwan telah lama menjadi salah satu isu politik paling sensitif bagi Beijing sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (12/10/2016).

Beijing hina belum pernah berhenti menggunakan kekuatan untuk mengembalikan Taiwan yang demokratis ke bawah kendalinya. Taiwan dianggap Beijing sebagai bagian tak terpisahkan dari China.

Semua peta yang diterbitkan di China diharuskan memperlihatkan Taiwan sebagai salah satu provinsi di negara tersebut.

Namun, sejak pasukan Nasionalis yang kalah dengan Partai Komunis melarikan diri ke Taiwan di akhir perang saudara pada 1949 dan membentuk wilayah dan kekuatan sendiri.

Namun di sebuah acara pencarian bakat untuk warga negara asing yang sedang mempelajari bahasa China di Stasiun TV Hunan, Minggu (9/10), peta yang ditayangkan sebagai latar belakang hanya diwarnai merah pada wilayah China.

Sedangkan Taiwan ditandai dengan warna putih, demikian menurut laporan di laman resmi People's Daily.

Pada pernyataan resminya, Selasa (11/10/2016), Stasiun TV Hunan meminta maaf, mereka menunjuk kesalahan ada pada perusahaan alih daya serta kesalahan petugas internal yang tidak memperhatikan masalah tersebut sebelum disiarkan.

"Kami meminta maaf sedalam dalamnya atas kejadian 'peta bermasalah' ini dan sangat sangat menyesalinya," mereka mengatakan.

Semua pegawai di stasiun TV tersebut yakin dengan kepercayaan mereka bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan menentang segala bentuk separatisme di negara tersebut, mereka menambahkan.

Semua pihak yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut sudah dihukum, kata TV Hunan tanpa meberikan keterangan rinci, serta mendapat "kritik tajam".

Hubungan antara China dan Taiwan memburuk sejak Tsai Ing-Wen dari Partai Progresif Demokratis, yang pro kemerdekaan, terpilih sebagai presiden Januari lalu.

Walaupun Tsai telah berjanji untuk menjaga perdamaian dengan China, Beijing curiga bahwa ia ingin mendorong pulau tersebut sebagai negara merdeka secara resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com