Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persaingan Calon Sekjen Baru PBB Sampai di Dewan Keamanan

Kompas.com - 05/10/2016, 14:42 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Persaingan menuju kursi sekretaris jenderal PBB mulai memasuki tahap menentukan, Rabu (5/10/2016), setelah nama para kandidat masuk dalam pertimbangan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Dalam proses di dewan keamanan inilah kelima anggota tetap yaitu Inggris, AS, Perancis, Rusia, dan China akan menentukan nama-nama kandidat yang akan meneruskan persaingan.

Dalam tahapan keenam ini, kelima negara anggota tetap DK PBB akan menggunakan surat suara berwarna merah muda untuk menilai para kandidat.

Sedangkan, 10 anggota tidak tetap akan menggunakan surat suara berwarna putih.

Hasil dari surat suara berwarna merah muda itulah yang akan menjadi kandidat yang akan bersaing untuk menggantikan posisi Ban Ki-moon dalam tahapan akhir pemilihan.

Saat ini terdapat 10 nama kandidat termasuk nama unggulan Antonio Guterres, mantan perdana menteri Portugal yang juga pernah menjadi ketua UNHCR pada 2005-2015.

Guterres selalu unggul dalam lima tahapan sebelumnya tetapi mendapatkan dua suara "kurang mendukung" sehingga memicu spekulasi bahwa salah satu negara anggota tetap DK PBB akan menggunakan hak vetonya untuk menghentikan langkah politisi Portugal itu.

Sementara itu, mantan komisioner anggaran Uni Eropa Kristalina Georgieva asal Bulgaria baru akan mengikuti proses pemilihan di tahapan krusial ini.

Georgieva baru saja dicalonkan pemerintah Bulgaria setelah negeri itu mengusung nama mantan wakil presiden Bank Dunia tersebut.

Sebelumnya, Bulgaria mengusung nama ketua UNESCO Irina Bukova yang ternyata kurang mendapatkan dukungan dalam tahapan-tahapan sebelumnya.

Meski demikian Bukova tetap mencalonkan diri meski tidak mendapat dukungan dari pemerintahnya.

Sejauh ini telah muncul seruan agar dewan keamanan mendukung kandidat perempuan dan berasal dari Eropa Timur.

Rusia mengatakan sudah saatnya PBB memiliki pemimpin perempuan dan berasal dari Eropa Timur, tetapi Perancis, Inggris dan AS mengabaikan pentingnya rotasi regional itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com