Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Sebut Kecaman PBB terhadap Duterte Tak Berdasar dan Ceroboh

Kompas.com - 19/08/2016, 15:34 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina, Jumat (19/8/2016), menyebut kritikan PBB terhadap Presiden Rodrigo Duterte tak berdasar dan sangat ceroboh.

Sebelumnya, dua orang pakar HAM PBB menyebut perang melawan narkoba yang dikobarkan Duterte dan telah menewaskan sedikitnya 1.000 orang adalah sebuah kejahatan di bawah hukum internasional.

Kuasa hukum pemerintah Filipina, Salvador Panelo, mengatakan, pemerintah tidak berada di luar "aksi main hakim sendiri" yang menyasar para pelaku kejahatan.

Panelo bahkan menantang para pakar HAM PBB untuk datang ke Filipina dan melakukan investigasi.

"Jika Anda berada di New York atau tempat lain yang berjarak 10.000 kilometer dari Filipina dan Anda membuat sebuah penghakiman, maka itu adalah sebuah kecerobohan," ujar Panella.

"Semua pernyataan itu tak pada tempatnya dan tak berdasar. Mereka sebaiknya datang ke sini (Filipina) dan melihat sendiri kondisi sebenarnya," tambah Panelo.

Duterte (71), yang memenangi pemilihan presiden pada Mei lalu, sudah berjanji akan membunuh puluhan ribu tersangka penjahat untuk mencegah Filipina berubah menjadi negeri narkoba.

Dia bahkan menawarkan uang hadiah bagi personel kepolisian yang berhasil membunuh para pengedar narkoba.

"Jika kalian mengenal seorang pecandu (narkoba), silakan bunuh mereka karena meyuruh orangtua untuk membunuh anak mereka akan terlalu menyakitkan," ujar Duterte seusai dilantik pada 30 Juni lalu.

Meski kalimat tersebut bernada ancaman dan ajakan membunuh, Panello mengatakan, PBB seharusnya tak menganggap pernyataan Duterte itu terlalu serius.

"Dia hanya meminta agar rakyat bekerja sama dalam kampanya anti-narkoba yang digelarnya," lanjut Panelo.

Juru bicara pemerintah Filipina juga mengatakan, pernyataan mantan wali kota Davao itu merupakan sebuah kalimat hiperbola meski polisi melaporkan sudah membunuh lebih dari 600 tersangka pengedar sejak Duterte berkuasa.

Sementara itu, stasiun televisi terbesar di Filipina ABS-CBN menyebut, jumlah tersangka pengedar narkotika yang tewas sejak akhir Juni lalu mencapai lebih dari 1.100 orang.

Jumlah orang yang tewas itu termasuk mereka yang menjadi korban main hakim sendiri dan jasadnya ditemukan bergelimpangan di jalanan dengan plakat yang menyebut mereka sebagai pengedar narkoba.

Meski demikian, Panelo menegaskan, kepolisian hanya tersangka karena membela diri.
 
Dia menambahkan, sisanya dibunuh sindikat narkoba yang khawatir anggotanya menyerah dan bekerja sama dengan kepolisian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com