Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Bekukan Izin Perjalanan Warga Palestina Pasca-penembakan

Kompas.com - 09/06/2016, 20:55 WIB

TEL AVIV, KOMPAS.com — Pemerintah Israel, Kamis (9/6/2016), memutuskan untuk membekukan izin perjalanan bagi 83.000 warga Palestina selama bulan Ramadhan ini.

Keputusan itu diambil setelah dua pria Palestina menembaki orang-orang yang sedang berbelanja dan makan di pasar dekat Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Rabu (8/6/2016) malam.

Akibat serangan itu, empat orang tewas dan lima lainnya terluka akibat kena tembak.

“Semua izin selama Ramadhan, terutama izin kunjungan keluarga dari Judea dan Samaria ke Israel, dibekukan,” demikian menurut COGAT, unit yang mengelola urusan sipil di wilayah pendudukan di Tepi Barat, dalam suatu pernyataan, Kamis ini.

Perintah itu juga berdampak bagi ratusan warga Palestina dari Gaza dan 204 anggota keluarga dari salah seorang tersangka penyerang.

Mereka semua dilarang mengunjungi keluarga, mengikuti shalat tarawih di Jerusalem, dan ke luar negeri melalui bandara internasional Tel Aviv.

Militer Israel juga menyatakan akan mengerahkan ratusan lagi tentara, termasuk unit-unit infantri dan unit pengintai elite, ke Tepi Barat sebagai tanggapan atas serangan-serangan itu.

Militer menyatakan, penambahan pasukan itu dilakukan “sesuai dengan penilaian situasi.”

Polisi Israel menyebut insiden pada Rabu malam tersebut sebagai serangan teroris dan menyatakan bahwa para penembak menggunakan senjata otomatis.

Polisi Israel menahan kedua penembak tersebut. Salah seorang di antaranya berada di rumah sakit setelah mengalami luka tembak.

Mereka menyatakan, kedua penembak adalah saudara sepupu yang berasal dari Hebron, sebuah kota di Tepi Barat.

Pemerintah Israel mengatakan, pembekuan izin masuk tidak berlaku bagi warga negara Palestina yang memegang kartu izin kerja.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji untuk "menindak tegas" mereka yang terlibat dalam serangan mematikan di Tel Aviv.

Sebagai tanggapannya, kelompok Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza, Hamas, menyebut pembunuhan itu sebagai "aksi heorik".

Juru bicara Hamas Hussam Badran menyebut insiden itu, "Ramalan pertama Ramadhan", seperti dirilis Reuters.

Dia juga mengatakan, lokasi serangan di seberang Kementerian Pertahanan Israel "mengindikasikan kegagalan seluruh aksi pendudukan" negara itu, hingga dikatakan baiknya lekas mengakhiri aksi perlawanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com