Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kafe Ini, Pelanggan Boleh Memecahkan Piring dan Gelas

Kompas.com - 18/03/2016, 10:46 WIB
MELBOURNE, KOMPAS.com — Seorang pengusaha muda asal kota Melbourne, Australia, membuka usaha unik, yaitu menyewakan ruangan, tempat orang bisa memecahkan piring atau barang-barang pecah belah lainnya.

Aksi gila-gilaan ini diklaim pemilik kafe bermanfaat untuk membantu meredakan stres atau menyalurkan amarah seseorang.

Ed Hunter adalah sosok di balik The Break Room, sebuah ruangan tempat pelanggan bebas menghancurkan benda-benda pecah belah di dalam sebuah ruangan yang dikelilingi plastik dan dengan tubuh terlindung.

Tempat unik ini berada di sebuah kafe di kota Brunswick.
 
Pelanggan yang ingin mencoba kamar khusus ini diminta menggunakan pemukul baseball dan bak peralatannya.

Di dalam ruangan itu, pelanggan bisa dengan bebas menghancurkan piring atau barang pecah belah lainnya. Batasannya adalah imajinasi.

Ed Hunter mengatakan, para penghancur atau "breakers" ini sebelumnya membangun sendiri menara gelas anggur, frisbee, atau piring makan di dinding, atau melempar cangkir ke udara untuk kemudian dipukul dan dihancurkan seperti layaknya pukulan servis dalam tenis.
 
Dia mengatakan, beberapa pelanggan datang ke kafe itu sekadar ingin mencoba kegiatan baru yang menyenangkan ini dan untuk meredakan stres.

Ia juga mengaku pernah menerima pekerja Departemen Layanan Sosial yang kelelahan dan mereka yang tidak beruntung dalam kehidupan cinta.
 
"Ada beberapa pelanggan yang patah hati datang ke sini, atau mereka yang baru saja putus dari pacarnya," katanya.
 
Salah seorang pengunjung, Cam Wishart, mengaku dia baru menghadapi pekan yang sulit di kampus.
 
"Ada banyak cara untuk melampiaskan stres, tetapi cara yang paling menyenangkan adalah menghancurkan benda-benda yang tidak seharusnya Anda pecahkan," katanya.
 
Di Universitas Ohio State, sebuah studi yang dilakukan Profesor Brad Bushman menyimpulkan bahwa memukul secara agresif hanya akan meningkatkan kecenderungan sikap agresif.
 
"Memukul secara agresif hanya akan membuat perasaan marah tetap hidup dalam diri kita dan membuat pikiran agresif terus aktif di dalam memori kita," kata Profesor Bushman.
 
"Ini seperti menggunakan bensin atau minyak tanah untuk memadamkan api. Itu hanya akan semakin mengobarkan api," kata Bushman.
 
Dia mengatakan, meski membuat beberapa orang merasa baik, bukan berarti aksi memecahkan barang dapat menjadi sarana pelepasan emosi dalam jangka panjang.
 
"Ketika orang yang sedang marah memukul atau menendang sesuatu atau memaki, setelahnya memang dia bisa merasa lebih baik sehingga mereka akan mengira, 'wow, pasti cara ini berhasil meredakan marah,'" kata Profesor Bushman.
 
"Namun, ternyata hal yang sama juga terjadi terhadap orang yang mengonsumsi narkoba atau memakan coklat, dan hanya karena sesuatu membuat kita merasa baik, tetapi belum tentu itu mengobati," kata dia.
 
Namun, Ed Hunter menjamin, ruangan pemecah piring di kafenya merupakan lingkungan yang terkontrol untuk meredakan stres atau bersenang-senang.
 
"Saya tidak sedang berpura-pura menyediakan bantuan terapi psikologi di sini, tetapi ini semata hanya ruangan untuk bersenang-senang di dalam lingkungan yang aman," katanya.
 
Untuk memecahkan barang-barang di ruangan khusus ini, pelanggan dikenakan biaya 50 dollar Australia dan biasanya hanya butuh waktu sekitar 5 menit untuk menghancurkan semua barang di dalamnya.
 
Usaha semacam ini semakin menarik konsumen dan mendorong Ed Hunter membuka ruangan penghancuran yang lebih besar di Collingwood.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com