Insiden terbaru itu kembali menambah panjang deretan kekerasan yang terjadi sejak Oktober tahun lalu. Konflik panjang antara Israel–Palestina tidak kunjung usai meski berbagai upaya telah dilakukan oleh komunitas internasional.
Menurut tentara Israel, serangan terjadi di persimpangan Ariel, Tepi Barat. Wanita yang terluka akibat penikaman itu telah dibawa ke rumah sakit. Dua penyerang ditembak oleh tentara di tempat kejadian perkara.
Sejak 1 Oktober 2015, gelombang kekerasan telah menewaskan 196 warga Palestina dan 28 warga Israel, dua warga Amerika Serikat, serta masing-masing satu warga Eritrea dan Sudan.
Otoritas Israel mengatakan, sebagian besar warga Palestina tewas karena menyerang dengan pisau, senjata, atau penabrakan dengan mobil. Sementara yang lainnya ditembak mati selama protes dan bentrokan.
Banyak analis mengatakan, warga Palestina sedang frustrasi akibat penjajahan Israel. Akibat pendudukan itu, pembangunan di Tepi Barat tidak bisa berjalan. Upaya perdamaian juga tidak bisa dilakukan selain karena faktor Israel, juga rakyat Palestina tidak bersatu.
Israel menuduh pemimpin Palestina dan media massa sebagai penyebab utama kekerasan. Sebagian besar penyerang adalah pemuda, termasuk remaja.
Presiden Mahmoud Abbas menuding Israel telah menjajah Palestina dari berbagai sisi. Tindakan Israel itu merendahkan kemanusiaan. Ia meminta masyarakat internasional terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai kemerdekaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.