Menurut Cameron, miskinnya kemampuan berbahasa Inggris rentan terpengaruhi oleh pesan-pesan yang disampaikan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Komentar Cameron itu muncul setelah pemerintah meluncurkan dana 20 juta pound atau setara Rp 397,4 miliar untuk membiayai pelatihan bahasa Inggris bagi perempuan di komunitas terkucil. Program itu sebagai bagian dari dorongan untuk membangun penyatuan komunitas.
Aturan kantor Imigrasi Inggris memaksa pendatang untuk bisa berbicara bahasa Inggris sebelum mereka tiba dan tinggal dengan pasangan mereka di negara tersebut.
Menurut Cameron, mereka yang belajar bahasa Inggris akan diuji kembali setelah tinggal selama 2,5 tahun. Hal itu untuk memastikan apakah bahasa Inggris mereka mengalami kemajuan atau tidak.
"Kamu tidak bisa menjamin kamu akan tinggal (di Inggris) jika bahasa Inggrismu tidak jelek," kata Cameron kepada radio BBC.
"Orang-orang datang ke negeri kami, mereka memiliki tanggung jawab juga."
Pemerintah Cameron memperkirakan bahwa sekitar 190.000 perempuan Muslim di Inggris tidak bisa berbahasa Inggris atau kemampuan bahasa Inggris mereka jelek.
Di Inggris sendiri terdapat sekitar 2,7 juta Muslim dari total penduduk 53 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.