Reuters melaporkan, Sabtu (14/11/2015), dalam video yang tidak disebutkan tanggalnya itu, ISIS mengancam akan menyerang Perancis jika Perancis terus melakukan penyerangan dan pengeboman terhadap pejuangnya yang sedang bertempur.
Video tidak menyatakan lokasi spesifik pejuang yang dimaksud meski kemudian banyak yang meyakini video ini terkait perang di Suriah di mana Perancis ikut mengirimkan pasukannya.
Al Hayat Media Centre yang merupakan sayap media asing milik ISIS melalui video itu juga mengutarakan ancaman serangan akan dilakukan melalui militan, yaitu warga Perancis Muslim yang diminta untuk melaksanakan serangan teror tersebut.
“Sepanjang Anda masih melakukan pengeboman, Anda tidak akan pernah hidup dalam kedamaian. Anda semua bahkan akan ketakutan hanya untuk sekedar bepergian ke pasar,” tutur salah satu pria di video itu ditemani oleh pejuang militan ISIS lainnya.
Sampai sejauh ini, belum ada kelompok mana pun yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan berdarah yang telah menewaskan setidaknya 128 orang dan melukai ratusan lainnya.
ISIS sendiri tidak secara eksplisit mengaku bertanggung jawab dalam video ini.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbul menjadi pemimpin dunia pertama yang memberikan pernyataan terbuka bahwa Negara Islam adalah dalang dari serangan maut itu.
“Serangan terkoordinasi yang telah menewaskan setidaknya 120 orang itu kelihatannya memiliki seluruh ciri khas yang biasa dilakukan oleh Daesh, “ tutur Turnbull seperti dikutip The Guardian.
Daesh adalah istilah untuk menyebut ISIS dalam bahasa Arab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.