Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Bertemu Obama, Siswa Muslim Pembuat Jam Ahmed Mohamed Pindah ke Qatar

Kompas.com - 21/10/2015, 11:13 WIB
DALLAS, KOMPAS.om - Setelah akhirnya bertemu Presiden Barack Obama, Ahmed Mohamed bersama keluarganya berencana segera meninggalkan AS.

Sejumlah sekolah dari seluruh AS telah mengajukan tawaran buat Ahmed sejak ia ditangkap di MacArthur High School di Irving, Texas, bulan lalu. Ketika itu jam buatannya sendiri dikira sebagai bom oleh para staf sekolah. Perisitwa itu telah mengubah remaja tersebut menjadi simbol bias anti-Islam yang berkembang di AS.

Namun ternyata sebuah tawaran dari Timur Tengah yang paling menarik bagi keluarga itu. Keluarga Mohamed mengumumkan pada Selasa (20/10/2015) bahwa mereka telah menerima tawaran dari sebuah yayasan yang akan membiayai sekolah siswa 14 tahun itu dan perguruan tingginya nanti di Doha, Qatar, yang Ahmed kunjungi beberapa minggu lalu saat ia melakukan sebuah tur global.

Saudarinya, Eyman Mohamed, mengatakan Ahmed akan belajar di Doha Academy, sementara saudarinya itu bersama saudaranya yang lain telah menemukan sekolah di ibu kota itu, yang punya sebuah kompleks universitas besar yang disebut Kota Pendidikan.

"(Setelah) melihat semua tawaran hebat yang kami punya, itu merupakan keputusan yang terbaik," kata Eyman, 18 tahun. "Mereka bahkan punya Texas A&M di Qatar ... Itu pada dasarnya seperti Amerika."

Dia berbicara saat keluarga itu naik pesawat terbang dari Washington, di mana Ahmed menyelesaikan tur globalnya di Gedung Putih pekan ini, untuk kembali ke rumah kecil mereka di Irving.

Namun mereka hanya akan berada di Texas selama beberapa hari, kata Eyman, sebelum mereka menuju ke kehidupan baru di sisi lain dunia.

Itu bukan berarti kisah mereka di AS telah selesai. Sebelum meninggalkan Washington, Ahmed tampil bersama seorang anggota Kongres AS yang, bersama dengan hampir 30 anggota konggres lainnya, telah meminta pemerintah federal menyelidiki apakah diskriminasi anti-Muslim telah memicu penangkapan Ahmed.

"Kami akan pindah ke suatu tempat di mana anak-anak saya bisa belajar dan semua mereka diterima oleh negara itu," kata ayah Ahmed, Mohamed Elhassan Mohamed, sebelum ia melangkah ke pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com