Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perintahkan Ajudan Mengikat Tali Sepatunya, Presiden Bolivia Dikecam

Kompas.com - 26/08/2015, 20:50 WIB

LA PAZ, KOMPAS.com — Presiden Bolivia Evo Morales, yang dikenal dengan kebijakan kesetaraan sosialnya, dikecam karena dianggap mempermalukan seorang ajudannya dalam sebuah kunjungan kerja di sebuah kota.

Dalam sebuah video yang diunggah ke dunia maya, Evo Morales yang berhaluan kiri itu terekam memerintahkan seorang ajudannya untuk mengikatkan tali sepatunya saat sang Presiden berbincang dengan seorang pendukungnya.

Setelah diunggah ke dunia maya, video itu segera memicu perang kata-kata antara pendukung dan penentang Presiden Evo Morales. "Mempermalukan seorang pegawai negeri, tentara, atau polisi seperti seorang pengemis. Pahlawan seperti apa yang sedang kita puja saat ini," ujar seorang politisi oposisi, Gary Prado.

"Video yang memperlihatkan Evo memerintahkan ajudannya mengikat tali sepatunya menunjukkan kesetaraan abad ke-21 yang dipromosikan sosialisme," ujar mantan kandidat presiden, Samuel Doria, lewat akun Twitter-nya.

Kecaman juga datang dari tokoh oposisi lainnya, Artuto Murillo. Dia mengatakan apa yang dilakukan Evo Morales seakan menunjukkan bahwa dia bisa berbuat sesuka hati. "Para penasihatnya seharusnya memberi tahu agar dia (Morales) tidak menginjak-injak orang lain," ujar Murillo.

Video itu, yang diunggah ke internet kurang dari 24 jam lalu, diyakini diambil saat Morales sedang memasuki sebuah gedung olahraga di kota Cochabamba di wilayah tengah negeri itu.

Morales, yang selalu menunjukkan penentangan terhadap imperialisme Barat, selama ini selalu mencitrakan dirinya sebagai pemimpin rakyat dan disebut selalu mencuci sendiri pakaian dan kaus kakinya sebelum berkuasa pada 2005.

Kepada sebuah stasiun televisi Spanyol tahun lalu, Morales mengatakan, dia tak ingin seperti para pemimpin Barat yang "berjarak" dengan rakyatnya. Pernyataan itu disampaikan Morales saat reporter televisi tersebut menanyakan soal minimnya pengawalan terhadap sang Presiden saat tengah berkampanye.

Fakta itu pula yang membuat Victor Borda, seorang politisi Partai Gerakan Sosialisme pimpinan Morales, yakin video tersebut hanya sebuah rekayasa.

"Saya tak menganggap apa yang dipublikasikan di Facebook sebagai sebuah kebenaran. Pembuat video itu tak diketahui identitasnya dan rekaman itu sangat mungkin direkayasa," ujar Borda.

Sementara itu, Wakil Ketua Senat Nelida Sifuentes mengatakan, para lawan politik Morales sengaja menyebarkan video itu untuk merusak nama baik sang Presiden.

Harian El Deber mengutip seorang pejabat tinggi yang tak disebutkan namanya mengatakan, demi alasan keamanan, seorang pejabat tinggi tidak diperbolehkan untuk membungkukkan badannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com