Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Terkait Mesin Pesawat, Hal Paling Menyeramkan bagi Warga AS

Kompas.com - 01/04/2015, 09:08 WIB
KOMPAS.com — Warga Amerika lebih takut dengan isu teknis pesawat dibandingkan terorisme atau upaya lain untuk menjatuhkan pesawat dengan sengaja. Demikian menurut sebuah jajak pendapat pasca-tragedi pesawat Germanwings yang diduga dijatuhkan dengan sengaja oleh kopilot.

Lebih dari 50 persen responden survei Reuters/Ipsos menyebut warga Amerika khawatir dengan isu terkait mesin pesawat saat terbang. Sementara itu, 44 persen khawatir dengan terorisme atau upaya lain untuk menyabotase penerbangan.

Di antara responden, 37 persen khawatir dengan pilot yang memiliki kecenderungan bunuh diri atau gangguan jiwa. Jumlah yang sama mengaku khawatir pesawat dibajak.

Sementara itu, 41 persen responden khawatir dengan cuaca buruk yang berakibat pada guncangan pesawat.

Jajak pendapat ini menyurvei 1.665 warga Amerika beberapa hari setelah jatuhnya pesawat Germanwings di Pegunungan Alpen, dari 27 hingga 30 Maret. 

Andreas Lubitz, yang menurut penyelidik pernah dirawat atas kecenderungan bunuh diri, diduga mengunci pintu kokpit dari dalam, menyebabkan kapten pesawat tidak bisa masuk, dan dengan sengaja membawa pesawat jatuh di Pegunungan Alpen, menewaskan 150 orang di dalamnya.

Sementara itu, 27 persen responden mengaku lebih takut terbang setelah adanya kasus pesawat Germanwings jatuh, sedangkan 62 persen mengatakan tidak terpengaruh dengan peristiwa itu.

"Saya sedikit lebih waswas," ujar Bi-Kemba J Wright dari Pasadena, California, yang sebelumnya akan membeli tiket untuk mengunjungi saudaranya di Alabama, tetapi mengurungkan niatnya setelah apa yang terjadi di Perancis. "Saya yakin, secara statistik, mungkin hanya ada satu kecelakaan pesawat setiap ratusan ribu mil (penerbangan). Namun, Anda bisa saja ada dalam pesawat itu, dan menjadi bagian dari tragedi."

Di antara mereka yang mengubah rencana bepergian, 30 persen mengatakan telah membatalkan penerbangan mereka dan tidak akan traveling sama sekali. Sementara itu, 18 persen mengatakan bahwa mereka akan beralih ke maskapai lain.

Meningkatnya ketakutan untuk terbang merupakan reaksi normal terhadap tragedi penerbangan, seperti yang terjadi setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Psikolog klinis yang berspesialisasi pada ketakutan untuk terbang, dr Martin Seif, mengatakan, "Siapa pun yang memiliki empati dan mulai berpikir mengenai kemungkinan bahwa hal ini akan terjadi, mereka akan menjadi lebih khawatir," ujarnya. "Ini respons yang biasa.... Akan tetapi, dalam dua hingga tiga bulan, orang tidak akan berpikir mengenai hal ini lagi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com