Survei: Warga Australia Yakin Lokasi Pencarian Malaysia Airlines Salah

Namun, jumlah lebih besar atau 77 persen responden yakin, pencarian Malaysia Airlines selama ini dilakukan di lokasi yang salah. Jumlah warga Australia yang dilibatkan dalam survei ini sebanyak 6.079 orang.

Pendapat warga dilatarbelakangi banyaknya teori, dari yang kredibel hingga yang paling tidak masuk akal, terkait keberadaan pesawat yang hilang sejak 8 Maret 2014 lalu itu.

Sejak dinyatakan hilang, pesawat tersebut dilaporkan terlihat di Teluk Bengal, Teluk Thailand, Laut China Selatan, bahkan hingga ke Maladewa dan pulau kecil pangkalan militer AS, Diego Garcia.

Namun, operasi pencarian internasional di berbagai lokasi hingga kini belum mendapatkan petunjuk kuat terhadap lokasi hilangnya pesawat Boeing 777-200 itu.

Meskipun lebih dari separuh responden atau sebanyak 55 persen berpendapat bahwa operasi pencarian harus terus dilakukan hingga pesawat itu ditemukan, 71 persen responden berpendapat bahwa Pemerintah Australia tidak harus menanggung biaya pencarian.

Australia sudah menghabiskan sekitar 3 juta dollar Australia atau sekitar Rp 34,5 miliar untuk operasi pencarian di Samudra Hindia. Sementara itu, pembicaraan masih terus berlangsung soal pihak yang harus menanggung biaya pencarian selanjutnya, yang diperkirakan mencapai 60 juta dollar AS.

Sebuah survei sejenis yang digelar CNN/ORC Internasional di AS menghasilkan kesimpulan yang tak jauh berbeda. Dalam survei itu, sebagian besar warga AS berpendapat bahwa pencarian harus terus dilakukan. Namun, separuh lebih responden yakin, pencarian selama ini dilakukan di lokasi yang salah.

Hasil lain dari survei di AS itu menunjukkan, delapan dari 10 responden meyakini, tak seorang pun penumpang MH370 yang selamat. Sebanyak 46 persen responden mengatakan, nasib Malaysia Airlines akan tetap menjadi misteri.

Uniknya, survei itu menunjukkan fakta bahwa satu dari 10 orang Amerika berpikir bahwa makhluk asing atau alien terlibat dalam hilangnya Malaysia Airlines ini.