Abbott menyampaikan hal itu di Swiss, Selasa (21/1/2014). Ia mengatakan bahwa hubungan bilateral dengan Indonesia sangat penting dan menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai "kawan Australia".
"Bagi kami, menghentikan kapal adalah masalah kedaulatan dan Presiden Yudhoyono seharusnya mengerti, dan ia memang mengerti betapa seriusnya negara-negara di dunia memandang kedaulatan mereka," kata Abbott di Davos.
"Kami akan terus melakukan tugas kami, yaitu mengamankan perbatasan," tambahnya.
Pelanggaran tak disengaja?
Pernyataan Abbott disampaikan hanya sepekan setelah Menteri Imigrasi Australia Scott Morisson Klik meminta maaf atas tindakan Angkatan Laut Australia mendorong kapal pencari suaka memasuki perairan Indonesia.
Saat itu, Morisson mengatakan, pelanggaran itu "tidak disengaja", tetapi banyak laporan mengatakan bahwa kapal perang AL Australia tahu mereka memasuki perairan asing.
"Saya kuliah di Australia, di akademi militer. Angkatan Laut Australia tidak punya perahu kayu, yang mereka punya adalah kapal perang lengkap dengan teknologi modern," kata Tubagus Hasanuddin kepada ABC.
Personel AL Australia juga dituduh melakukan kekerasan terhadap pencari suaka yang kapalnya didorong kembali ke Indonesia.
Canberra membantah tuduhan itu, tetapi sejumlah pencari suaka yang diselamatkan oleh aparat Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan, mereka mendapat penganiayaan serta pelecehan verbal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.