"Saya khawatir polisi akan menggunakan kekerasan untuk membubarkan aksi ini nanti malam. Semuanya berdiskusi apa yang harus dilakukan selanjutnya," ujar Andrew Shum, salah seorang anggota Occupy Central, salah satu kelompok utama pengunjuk rasa.
Pemerintah kota menginginkan jalanan di sekitar pusat pemerintahan dibersihkan karena sekitar 3.000 orang pegawai negeri akan kembali bekerja setelah menjalani libur nasional selama dua hari.
Para pengunjuk rasa telah melumpuhkan pusat kota dengan aksi duduk massal, termasuk di luar gedung parlemen Hongkong. Pengunjuk rasa memberi tenggat waktu hingga tengah malam untuk pemimpin kota itu Leung Chun-ying atau menghadapi peningkatan aksi.
Pemerintah Beijing menyatakan tetap teguh menyokong pemerintah Hongkong dan mendukung kepolisian dalam mengatasi pengunjuk rasa yang sudah hampir lima hari menjalankan aksi mereka.
Selama beberapa hari terakhir puluhan ribu orang terlibat dalam aksi protes menuntut Beijing menjamin pemilihan langsung yang bebas dari intervensi pemerintah pusat di kota semi-otonom tersebut.
Bulan lalu, Beijing mengatakan warga Hongkong bisa memberikan suara untuk memilih pemimpin baru mereka pada 2017. Namun, para kandidat yang berlaga dalam pemilihan itu hanyalah para politisi yang loyal terhadap partai.
Keputusan inilah yang memicu unjuk rasa karena warga Hongkong menyebut Beijing sedang mempraktikkan sebuah demokrasi palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.