Sesudah penghitungan suara (16/3/2014), pemimpin wilayah otonom Crimea yang menjadi bagian Ukraina ini mengatakan ia akan mengajukan permohonan agar Crimea masuk menjadi bagian Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah menyatakan akan menghormati keinginan rakyat Crimea.
Banyak warga Crimea yang setia terhadap Pemerintah Ukraina memboikot referendum, terutama dari kelompok etnik Tatar dan Ukraina.
Penduduk Crimea terdiri dari 58 persen etnik Rusia. Sisanya adalah etnik Ukraina dan Tatar.
Pasukan pro-Rusia mengambil kendali Crimea pada Februari lalu, setelah presiden Ukraina yang pro-Moskwa, Viktor Yanukovych, digulingkan oleh demonstrasi massal.
Pemerintah Rusia mengatakan, Presiden Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah berbicara melalui sambungan telepon dan sepakat mencari jalan menstabilkan Ukraina. Namun, tidak lama setelah tempat pemungutan suara ditutup, Amerika kembali menyampaikan ancamannya untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Sementara itu, Uni Eropa mengatakan pemungutan suara "tidak sah" dan "hasilnya tidak akan diakui".
Amerika dan Uni Eropa sebelumnya menyatakan referendum di Crimea ilegal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.