Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa di Balik Protes di Kenya yang Tewaskan 22 Orang?

Kompas.com - 27/06/2024, 15:57 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Apakah Ruto Berbohong Kepada Para Pemilih Kenya?

Saat berkampanye untuk jabatan presiden di tahun 2022, Ruto terus-menerus meyakinkan para pendukungnya bahwa ia akan menerapkan model ekonomi dari bawah ke atas. Ia yakin pendekatan semacam itu akan mampu menurunkan biaya hidup, memberantas kelaparan, menciptakan lapangan kerja, dan dengan demikian memperluas golongan pajak.

Namun, janjinya tak sesuai kenyataan. Pemerintahan Ruto diguncang oleh aksi mogok pegawai negeri sipil akibat gaji yang belum dibayarkan dan tuntutan upah yang lebih tinggi.

Para pengkritiknya menuduhnya telah berbohong kepada para pemilih dan justru lebih fokus kepada peningkatan pajak. Ia juga dituduh tak berbuat banyak untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga Kenya, khususnya bagi mereka yang bekerja di sektor informal.

Di sisi lain, pemerintahan Ruto menyalahkan sebagian besar defisit anggaran dan utang pada pemerintahan pendahulunya, Uhuru Kenyatta.

Bagaimana Situasi Politik di Kenya?

Protes terhadap RUU kenaikan pajak ini telah melibatkan setidaknya 35 dari 47 daerah di Kenya. Mulai dari penjarahan hingga perusakan properti beberapa kali dilaporkan selama protes tersebut berlangsung.

Saat ini, Kenya terpantau masih tegang, terutama setelah Ruto berpidato dan menyebutkan protes tersebut sebagai “pengkhianatan.” Dalam pidatonya, Ruto juga memperingatkan bahwa ia tidak akan menyia-nyiakan sumber daya negara untuk mengadili “penjahat” yang ia tuduh membajak protes.

Sebelumnya, terdapat laporan bahwa Presiden Ruto telah memerintahkan militer untuk mendukung polisi selama protes di hari Selasa.

Pemimpin oposisi, Raila Odinga dan mantan Presiden Kenyatta telah meminta pemerintah untuk mengakhiri kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan “mendengarkan rakyat”.

Pada dasarnya, lanskap politik Kenya saat ini merupakan sebuah interaksi kompleks dari aliansi etnis, kepentingan ekonomi, dan keluhan historis yang bermula sejak kemerdekaan negara itu tahun 1963. Kenya biasanya merupakan negara demokrasi yang stabil, namun memang memiliki sejarah sengketa pemilihan umum yang melekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Harus Ikut Wajib Militer, Apa Dampaknya bagi Perang Saat Ini?

Warga Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Harus Ikut Wajib Militer, Apa Dampaknya bagi Perang Saat Ini?

Internasional
Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Perang Israel-Hezbollah Kali Ini Mungkin Akan Jauh Lebih Berbahaya

Internasional
Ada Apa di Balik Protes di Kenya yang Tewaskan 22 Orang?

Ada Apa di Balik Protes di Kenya yang Tewaskan 22 Orang?

Internasional
Siapa Julian Assange dari Wikileaks dan Apa yang Lakukannya?

Siapa Julian Assange dari Wikileaks dan Apa yang Lakukannya?

Internasional
Anak-anak di Gaza Tewas Perlahan akibat Malnutrisi

Anak-anak di Gaza Tewas Perlahan akibat Malnutrisi

Internasional
Mengenal 'Diplomasi Panda' China dan Kontroversinya

Mengenal "Diplomasi Panda" China dan Kontroversinya

Internasional
Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Mengapa Kaum Muda Eropa Mulai Tertarik dengan Partai-Partai Ekstrem Kanan?

Internasional
Cara Siniar Jerman Lacak Anggota Tentara Merah yang Kabur 30 Tahun

Cara Siniar Jerman Lacak Anggota Tentara Merah yang Kabur 30 Tahun

Internasional
Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Internasional
Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan 'Mama Afrika' (III)

Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan "Mama Afrika" (III)

Internasional
Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Internasional
Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Internasional
China Disebut Bisa Ambil Alih Taiwan Tanpa Invasi

China Disebut Bisa Ambil Alih Taiwan Tanpa Invasi

Internasional
Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS Bertarif Rp 1,1 Miliar, Pakai Pesawat Carter (I)

Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS Bertarif Rp 1,1 Miliar, Pakai Pesawat Carter (I)

Internasional
Apa Itu Proyek NEOM Milik Arab Saudi?

Apa Itu Proyek NEOM Milik Arab Saudi?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com