Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gaza Terpaksa Hidup Berdampingan dengan Sampah dan Hewan Pengerat

Kompas.com - 19/06/2024, 16:36 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber BBC

Analisis satelit oleh BBC Verify sebelumnya juga telah menemukan masalah-masalah sanitasi lain, di antaranya menunjukkan bahwa setengah dari lokasi pengolahan air dan limbah Gaza telah rusak atau hancur setelah Israel memulai aksi militer melawan Hamas.

“Anda melihat genangan lumpur abu-abu kecoklatan yang sangat besar di sekitar tempat tinggal orang-orang karena mereka tidak punya pilihan, dan anda melihat tumpukan sampah yang besar. Entah ini dibiarkan begitu saja di luar rumah orang-orang atau di beberapa tempat, orang-orang terpaksa pindah ke dekat tempat pembuangan sampah sementara yang telah didirikan,” kata Rose.

“Orang-orang benar-benar hidup di antara sampah.”

Sementara itu, pengungsian massal telah semakin membuat kewalahan otoritas lokal yang harus sering berurusan dengan fasilitas-fasilitas rusak akibat pengeboman Israel yang masih berlangsung. Mereka mengeluhkan kurangnya staf, peralatan, dan truk sampah serta bahan bakar untuk mengoperasikannya.

Langkah Apa yang Sudah Dilakukan?

Seorang pejabat di wilayah Khan Younis, Omar Matar, menyatakan prihatin atas kondisi hidup bagi mereka yang kini tinggal di dekat Universitas al-Aqsa.

“Tempat pembuangan sampah acak ini tidak memenuhi standar kesehatan dan lingkungan. Tempat pembuangan sampah ini tidak menghentikan penyebaran bau, serangga, dan hewan pengerat,” kata dia.

“Tempat sampah ini sebelumnya dibuat sebagai langkah darurat karena penutupan tempat pembuangan sampah Sofa (di al-Fukhari), sampai dengan ditemukan solusi dengan lembaga internasional untuk mengangkut sampah ke sana.”

Untuk membantu menanggulangi masalah sampah tersebut, Program Pembangunan PBB baru-baru ini terlibat dalam pengumpulan 47.000 ton sampah dari Gaza bagian tengah dan Selatan. Mereka juga membantu mendistribusikan 80.000 liter bahan bakar guna mendukung upaya pembersihan. Meski demikian, masih banyak hal yang sebenarnya perlu dilakukan.

Saat ini, situasi kian dipersulit dengan kenaikan suhu, terutama selama musim panas. Badan-badan bantuan secara rutin memperingatkan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh begitu banyaknya sampah.

Namun, kesehatan kini tak lagi menjadi prioritas bagi warga Gaza yang putus asa. Mereka kini rela mengambil resiko ekstra guna mencari sesuatu untuk dimakan, digunakan, atau dijual.

“Kami terbiasa dengan baunya. Setiap hari kami datang ke sini bersama-sama untuk mencari kardus dan barang-barang lain yang bisa kami bakar untuk membuat api,” kata Mohammed, salah satu dari sekelompok anak laki-laki yang memunguti barang di tempat pembuangan sampah dekat Deir al-Balah, kepada BBC.

“Kami meninggalkan semua uang kami, ternak-ternak kami, rumah-rumah kami. Semuanya ditinggalkan. Ini adalah hal yang paling berbahaya bagi kesehatan kami. Saya tidak akan pernah pergi ke tempat pembuangan sampah sebelumnya tetapi sekarang, semua orang datang ke sini," kata Mazad Abu Mila, pengungsi dari Beit Lahia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com