Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Itu Hong Kong 47 dan Apa Tujuan Mereka?

Kompas.com - 30/05/2024, 16:49 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber BBC

Sang Juru Kampanye LGBTQI - Jimmy Sham

Jimmy Sham yang telah cukup lama menjadi aktivis politik dan LGBTQI turut menjadi pemimpin salah satu kelompok pro-demokrasi terbesar di Hong Kong, Front Hak Asasi Manusia Sipil (CHRF). Kelompok tersebut telah dibubarkan tahun 2021 karena tidak dapat lagi beroperasi di bawah tantangan “yang belum pernah terjadi sebelumnya” akibat tindakan keras pemerintah China.

Pada tahun 2019, Sham sempat berkali-kali menjadi korban penyerangan kejam yang salah satunya mengakibatkan dirinya terkapar di jalan, berlumuran darah dan cedera kepala. CHRF menuduh pemerintah atas aksi kejam ini serta aksi-aksi kejam terhadap aktivis pro demokrasi lainnya. Namun, hal tersebut tidak pernah terbukti.

Di tahun 2013, Sham menikahi pasangannya di New York dan sejak saat itu berjuang agar Hong Kong mengakui pernikahan sesama jenis di luar negeri.

Tahun 2023, pengadilan tinggi Hong Kong memberinya kemenangan parsial setelah ia memerintahkan agar pemerintah menetapkan kerangka kerja yang mengakui hubungan sesama jenis.

Saat kejadian tersebut, Sham sedang dipenjara karena perannya dalam pemilihan pendahuluan di Hong Kong. Ia sempat mengajukan jaminan namun berulang kali ditolak. Hakim mengatakan Sham mungkin akan terus melanjutkan tindakan lain yang membahayakan keamanan nasional jika dibebaskan.

Sang Jurnalis - Gwyneth Ho

Gwyneth Ho yang berusia 33 tahun turut jadi salah satu dari 14 orang yang dinyatakan bersalah atas tindakan subversif baru-baru ini. Ia seorang jurnalis yang pernah bekerja untuk beberapa outlet berita termasuk BBC Chinese, RTHK dan Stand News sebelum pada akhirnya beralih ke politik.

Ia menjadi terkenal ketika secara tidak sengaja menyiarkan secara langsung saat dirinya dipukuli massa pada protes tahun 2019. Serangan itu membuatnya harus dirawat di rumah sakit.

Pada tahun 2020, ia ikut mencalonkan diri dalam pemilihan pendahuluan yang dianggap ilegal oleh pemerintah Hong Kong. Pada pemilihan tersebut, ia memenangkan banyak suara.

Kurang dari setahun kemudian, ia ditangkap. “Saya yakin sebagian besar warga Hong Kong tahu jauh di lubuk hati mereka bahwa memperjuangkan demokrasi di bawah rezim komunis China selalu menjadi sebuah fantasi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com