Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Kompas.com - 20/05/2024, 14:54 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

PRESIDEN berhaluan garis keras Iran, Ebrahim Raisi, sudah lama dipandang sebagai anak didik pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan calon pengganti Khamenei dalam sistem teokrasi Syiah di negara itu.

Raisi telah dilaporkan tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024). Menurut laporan kantor berita Iran, IRNA, Raisi naik helikopter setelah meresmikan bendungan di perbatasan Iran-Azerbaijan bersama Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.

Baca juga: Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Helikopter yang ditumpanginya jatuh di hutan Dizmar antara Kota Varzaqan dan Jolfa di Provinsi Azerbaijan Timur, dekat perbatasan Iran dengan Azerbaijan. Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi awalnya mengatakan, helikopter terpaksa mendarat darurat karena cuaca buruk dan berkabut.

Siapa Ebrahim Raisi?

Raisi lahir di kota Masyhad, di Iran bagian timur tahun 1960 dari keluarga yang taat beragama. Dia terhanyut dalam semangat Revolusi Islam Iran yang menggulingkan monarki negara itu tahun 1979.

Raisi seorang ulama. Raisi awalnya meniti karier di sistem peradilan Iran dan menjabat sebagai jaksa di beberapa kota. Dia kemudian diangkat menjadi hakim tertinggi Iran. Dia diyakini menjadi bagian dari sebuah komite kecil yang memerintahkan eksekusi terhadap ribuan pembangkang politik pada tahun 1988.

Karena dituduh telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama beberapa dekade, Raisi menjadi sasaran sanksi berat dari Amerika Serikat (AS).

Ebrahim Raisi mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2017 tetapi gagal melawan Hassan Rouhani, ulama yang relatif moderat yang ketika menjadi presiden mencapai kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia.

Baca juga: Apa yang Terjadi Setelah Presiden Iran Meninggal?

Tahun 2021, Raisi mencalonkan diri lagi dalam pemilu. Pencalonannya membuat semua lawannya yang potensial untuk menang dilarang untuk mencalonkan diri. Dia akhirnya meraih hampir 62 persen dari 28,9 juta suara dalam pemilu. Angka itu merupakan persentase jumlah pemilih terendah dalam sejarah Republik Islam. Jutaan orang tetap tinggal di rumah dan yang lainnya membatalkan keikutsertaan mereka dalam pemungutan suara.

Raisi bersikap menantang ketika ditanya dalam konferensi pers setelah pemilihannya tentang eksekusi tahun 1988, yang merupakan pengadilan ulang palsu terhadap tahanan politik, orang-orang yang dinilai sebagai militan, dan pihak lainnya. Eksekusi itu berdasarkan putusan apa yang kemudian dikenal sebagai "komisi kematian" pada akhir perang berdarah Iran-Irak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com