Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Opsi Iran untuk Membalas Israel, Setelah Jenderalnya Dibunuh?

Kompas.com - 05/04/2024, 12:19 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber CNN,BBC,AFP

IRAN bersumpah akan membalas serangan udara Israel terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah, pada Senin (1/4/2024), yang menewaskan dua orang jenderalnya. Namun kapasitas apa yang dimiliki Iran untuk membalas Israel dan apa bentuk pembalasan yang mungkin untuk dilakukan?

Sebanyak 13 orang tewas, termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, tokoh penting dalam pasukan Al Quds, cabang elite yang khusus beroperasi di luar negeri dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, dalam serangan di Damaskus itu. Wakil Zahedi, yaitu Brigjen Mohammad Hadi Haji Rahimi juga tewas dalam serangan tersebut.

Iran menyebut Israel sebagai pelaku serangan. Israel sampai saat ini tidak menyatakan apakah mereka berada di balik serangan itu.

Baca juga: PM Netanyahu Nyatakan Israel Kini Bertindak Melawan Iran

Namun, juru bicara militer Israel mengatakan bahwa mereka yakin sasaran yang diserang adalah “bangunan militer pasukan Al Quds”. “Menurut intelijen kami, ini bukan konsulat dan bukan kedutaan,” kata Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, kepada CNN.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, Israel akan dihukum atas serangan itu. Sementara Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, serangan tersebut “tidak akan dibiarkan begitu saja.”

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengecam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Di situs kementeriannya, Amir-Abdollahian menyatakan, Netanyahu sudah "benar-benar kehilangan keseimbangan mentalnya".

Menghadapi ancaman Iran, militer Israel mulai memperkuat pertahanan. Tentara Israel menangguhkan cuti untuk unit-unit tempur, memblokir sinyal GPS di beberapa tempat, dan memperkuat kewaspadaan saat perang melawan Hamas di Gaza memasuki bulan ketujuh.

Daniel Hagari mengonfirmasi pengacauan sinyal GPS. Dia mengatakan, hal itu dimaksudkan untuk mempertahankan diri dari senjata yang dipandu seperti rudal atau drone.

"Kami memperkuat kesiagaan unit tempur, jika diperlukan. Kami telah memperkuat sistem pertahanan dan kami memiliki pesawat yang disiapkan untuk pertahanan dan siap untuk menyerang dalam berbagai skenario," kata Hagari.

Apa yang Iran Bisa Lakukan?

Menurut Profesor Hubungan Internasional di London School of Economics, Fawaz Gerges, eskalasi yang sekarang terjadi dirancang Israel untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Iran adalah “macan kertas”. Hal itu juga menunjukkan kerugian yang signifikan pasukan Quds, "yang sebenarnya bertujuan untuk koordinasi dan transfer senjata dan teknologi kepada kelompok Hezbullah di Lebanon dan Suriah".

Baca juga: Siapa Jenderal Iran yang Tewas dalam Serangan Israel di Suriah?

Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, mengatakan bahwa Brigjen Zahedi mempunyai "peran penting" dalam serangan mendadak Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza saat ini. Iran membantah terlibat dalam serangan Hamas tersebut. Namun Iran selama ini memang mendukung Hamas dengan pendanaan, senjata, dan pelatihan.

Menurut Gerges dan sejumlah pakar lainnya, sebagaimana dilaporkan BBC, kalau pun Iran akan membalas Israel, pilihan Iran mungkin terbatas dalam hal cakupan dan jumlah.

“Iran tidak mampu melakukan konfrontasi besar-besaran dengan Israel, mengingat kemampuan militer, situasi ekonomi dan politiknya,” kata Ali Sadrzadeh, penulis dan analis urusan Timur Tengah kepada BBC. “Namun Iran harus memberikan respons terhadap tuntutan dari dalam negeri dan melindungi reputasinya di antara para sekutu regionalnya,” tambahnya.

Gerges juga mengatakan, Iran tidak mungkin memberikan balasan langsung kepada Israel, "meskipun Israel benar-benar mempermalukan Iran dan mengalahkan Iran".

Sebaliknya, Iran kemungkinan besar akan menerapkan “kesabaran strategis” karena negara itu akan memprioritaskan tujuan yang lebih penting: membuat bom nuklir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com