“(Iran) mengumpulkan kekuatan, memperkaya uranium, dan membuat kemajuan. Dan hadiah besar bagi Iran bukanlah mengirim 50 rudal balistik dan membunuh 100 warga Israel, tetapi membangun pencegahan strategis, tidak hanya melawan Israel, tapi bahkan melawan Amerika Serikat (AS)."
Sejak Israel menyerang Gaza - sebagai balasan atas serbuas Hamas -, serangan rudal dan pesawat tak berawak oleh milisi yang didukung Iran di Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman terhadap kepentingan Israel meningkat. Namun mereka tampaknya membatasi aksinya agar tidak memprovokasi Israel ke dalam perang skala penuh.
“Bahkan serangan terhadap misi diplomatik Israel oleh pasukan proksi Iran tampaknya sulit untuk dibayangkan,” kata Sadrzadeh. Walau dia memperkirakan bahwa serangan yang dilakukan milisi Houthi yang didukung Iran terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden "kemungkinan besar akan terus berlanjut, terutama terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau AS”.
Hezbollah merupakan salah satu kekuatan militer non-negara dengan persenjataan paling lengkap di dunia. Perkiraan independen menunjukkan, kelompok itu memiliki antara 20.000 dan 50.000 petempur, dan banyak di antara mereka yang terlatih dan tangguh dalam pertempuran karena pengalamannya dalam perang saudara di Suriah.
Baca juga: Al Quds, Pasukan Elite dan Rahasia Iran untuk Operasi di Luar Negeri
Menurut Strategic and International Studies, kelompok Hezbollah di Lebanon yang didukung Iran itu diperkirakan memiliki sekitar 130.000 persenjataan jenis roket dan rudal.
Namun sejumlah ahli yang dihubungi BBC berpendapat, kecil kemungkinannya kelompok tersebut akan melancarkan eskalasi besar-besaran terhadap Israel.
“Hezbollah sebenarnya tidak ingin jatuh ke dalam perangkap Israel karena mereka menyadari Benjamin Netanyahu dan kabinet perangnya berusaha keras untuk memperluas perang,” kata Gerges.
“Masa depan politik Benjamin Netanyahu bergantung pada kelanjutan perang di Gaza dan eskalasinya ke front utara dengan Hezbollah dan bahkan dengan Iran sendiri.”
Sadrzadeh yakin Iran kemungkinan besar akan menunjukkan reaksi "simbolis" ketimbang mengambil risiko berperang langsung dengan Israel.
“Iran ahli dalam melakukan serangan simbolis seperti yang terjadi sebagai respons terhadap pembunuhan komandan militer terpentingnya, Qasem Soleimani,” kata Sadrzadeh. Dia merujuk pada serangan rudal balistik Iran terhadap pangkalan udara Irak, lokasi pasukan AS ditempatkan, seminggu setelah AS membunuh jenderal Iran itu di Bagdad.
Meskipun Iran menjanjikan "balas dendam yang dasyat", tidak ada personel militer AS yang ditempatkan di pangkalan itu yang terbunuh. Tak hanya itu, ada laporan bahwa militer AS telah diperingatkan sebelumnya mengenai serangan rudal yang akan terjadi di pangkalan tersebut.
Yousof Azizi dari Virginia Tech's School of Public & International Affairs yakin bahwa akan ada pergulatan yang terjadi di balik layar di Iran. Pergulatan itu terjadi antara pihak yang berpendapat Iran harus berusaha menjadikan dirinya sebagai kekuatan nuklir untuk menghalangi agresi Israel, dan tokoh-tokoh yang lebih hawkish, yang menyarankan serangan langsung terhadap Israel dan instalasi militernya.
Namun dia mengatakan kepada BBC bahwa sebuah analisis terhadap wawancara media pemerintah Iran dan akun-akun media sosial utama menunjukkan, kebijakan "kesabaran strategis" kemungkinan besar akan berhasil.
Lalu, peluang apa lagi yang terbuka bagi Iran?
“Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa Iran mungkin menggunakan dunia maya sebagai dimensi lain untuk membalas dendam terhadap Israel, baik untuk melakukan serangan siber terhadap teknologi informasi, untuk melumpuhkan, mencuri, dan membocorkan informasi, atau setidaknya mencoba untuk mengalihkan perhatian teknologi operasional," kata Tal Pavel dari Institute for Cyber Policy Studies Israel kepada BBC.
“Kita tahu bahwa selama satu setengah dekade terakhir, ada perang siber rahasia yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel. Jadi dalam kasus ini, ini mungkin hanya tahap lain,” katanya.
Pada akhirnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang akan memutuskan tindakan apa yang akan diambil Teheran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.