Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Hitoshi Imamura: Pemimpin Penjajahan Jepang di Indonesia

Kompas.com - 07/08/2021, 11:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Hitoshi Imamura adalah seorang jenderal di Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada massa Perang Dunia II dan memimpin penjajahan di Indonesia atau yang dahulu disebut Hindia Belanda.

Imamura yang lahir pada 28 Juni 1886, berasal dari kota Sendai, prefektur Miyagi dan anak dari seorang hakim.

Menurut catatan biografinya yang dilansir dari military.wikia.org, Imamura lulus dari Akademi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada 1907 dan ditugaskan sebagai letnan dua di infanteri pada 26 Desember pada tahun itu.

Baca juga: Jan Pieterszoon Coen: Saudagar Belanda Pendiri Batavia

Pada 1917, ia diangkat menjadi kapten dan dikirim ke Inggris. Pada April 1927, ia diangkat sebagai atase militer untuk British India dan dipromosikan menjadi kolonel pada 1 Agustus 1930.

Pada Maret 1938, Imamura mendapatkan pangkat letnan jenderal atas komando Divisi 5 IJA, yang berbasis di China hingga awal Perang China-Jepang II pada 1940.

Dari 1940-1941, ia adalah Wakil Inspektur Jenderal Pelatihan Militer, salah satu pejabat paling kuat di Angkatan Darat Jepang (IJA).

Imamura di angkat menjadi Panglima Angkatan Darat ke-16 di Jawa pada November 1941, dan memimpin Angkatan Darat Kekaisaran Jepang menjajah Hindia Belanda selama periode 1941-1942.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II, Diawali oleh Serangan Jerman ke Polandia

 

Pertempuran Selat Sunda

Pada 28 Februari 1942, Jenderal Imamura bersama pasukan Angkatan Darat ke-16 IJA melangsungkan konvoi dengan 50 armada kapal melalui Selat Sunda.

Di saat yang sama, kapal penjelajah Amerika (USS Houston) dan Australia (HMAS Perth) melintas Selat Sunda, setelah bertempur dengan Jepang di Laut Jawa.

Mereka mundur ke Tanjuk Priok yang tiba pada 28 Februari sekitar pukul 13.30. Namun kemudian, menerima perintah untuk berlayar melalui Selat Sunda ke Cilacap.

Kapal perusak Belanda HNLMS Evertsen yang hendak mengawal disebutkan tidak siap, sehingga menunda keberangkatan dari Tanjung Priok.

USS Houston dan HMAS Perth berangkat sekitar pukul 19.00, disusul HNLMS Evertsen 1 jam kemudian.

Kapten HMAS Perth Hector Waller saat itu hanya memprediksi akan bertemu dengan kapal Australia yang sedang berpatroli di dalam dan sekitar Selat Sunda. Tidak terpikir olehnya akan bertemu pasukan Jepang.

Sekitar pukul 22.00 pasukan sekutu Barat bertemu dengan Jepang dan terjadilah perang saling lempar torpedo, yang mana sisi pasukan Barat kalah jumlah.

Angkatan Darat pasukan Jenderal Imamura dikawal oleh kapal perusak flotilla ke-5 yang dipimpin oleh Laksamana Muda Kenzaburo Hara dan divisi kapal penjelajah ke-7 yang dipimpin Wakil Laksamana Takeo Kurita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com