KOMPAS.com - Teknologi dirgantara yang terus berkembang membuat hampir seluruh sudut dunia bisa dikunjungi dengan lebih mudah.
Pembukaan berbagai bandara, bahkan di lokasi-lokasi ekstrem, membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mengunjungi tempat-tempat yang di masa lalu tak mungkin dijangkau.
Berikut beberapa bandara yang berada di lokasi paling ekstrem di dunia, dari ketinggian Himalaya hingga di teriknya gurun pasir.
Bandara paling utara
Bandara ini terletak di pangkalan militer Alert, di ujung utara Pulau Ellsmere, Kanada.
Baca juga: Hari Ini 34 Tahun Lalu, Bandara Kemayoran Berhenti Beroperasi
Pulau ini bukan hanya menjadi rumah dari bandara paling utara di Bumi tetapi juga menjadi permukiman permanen manusia di sisi paling utara dunia.
Sayangnya, bandara ini tak terbuka untuk umum dan hanya bisa digunakan untuk kepentingan militer.
Bandara sipil paling utara yang bisa digunakan adalah bandara Longyearbyen, di Pulau Svalbard, Norwegia.
Pulau ini terletak kurang lebih di tengah-tengah antara Kutub Utara dan daratan Eropa. Namun, Rusia beberapa kali mendaratkan pesawat tak jauh dari Kutub Utara.
Maskapa penerbangan Rusia, Utair menggunakan landasan darurat di atas daratan es untuk memasok perbekalan ke Kamp Barneo.
Bandara paling selatan
Bandara yang terletak paling selatan adalah Jack F Paulus Skiway di Kutub Selatan.
Bandara ini digunakan pesawat angkut C-130 milik AU Amerika Serikat untuk mengirim perbekalan ke stasiun penelitian Kutub Selatan Amundsen-Scott.
Baca juga: Inilah Penerbangan Terpendek di Dunia, Salah Satunya di Indonesia
Sementara, bandara komersial yang terletak paling selatan adalah Guardiamarina Zanartu di Puerto Williams, ujung selatan Chile.
Meskipun awalnya bandara ini digunakan untuk kepentingan militer tetapi maskapai lokal Aerovias DAP terbang dari bandara itu menuju Punta Arenas, di Patagonia Chile.
Sejak diresmikan pada 2013, bandara Daocheng Yading di provinsi Sichuan, China menyandang gelar sebagai bandara dengan lokasi tertinggi di dunia.
Lokasinya yang berada di ketinggian 4.411 meter dari permukaan laut ditambah bentuk terminal yang mirip piring terbang, membuat berada di bandara ini terasa seperti di dunia lain.
Baca juga: Begini Penampakan Bandara Baru Ahmad Yani Semarang Menjelang Pengoperasian
Bandara ini melayani penerbangan reguler ke Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan serta beberapa kota di wilayah selatan dan tengah China.
Bandara di tempat terendah
Laut Mati di Israel adalah titik terendah di permukaan Bumi. Alhasil lapangan terbang Bar Yehuda yang terletak di pesisir Laut Mati mendapat predikat serupa.
Bandara ini berada di ketinggian 378 meter di bawah permukaan laut dan menjadi bandara dengan lokasi paling rendah di dunia.
Namun, tidak ada penerbangan reguler yang menggunakan bandara ini.
Bandara yang paling terisolasi
Meski terpencil, bandara internasional Mataveri di Moai, Pulau Paskah masih bisa dikatakan ramai karena arus wisata yang ingin menyaksikan keunikan pulau itu.
Bandara ini amat terpencil tempat terdekat adalah Bandara Totegegie di Polinesia Perancis yang berjarak 2.603 kilometer ke arah barat.
Selain itu, jarak dari bandara Mataveri ke daratan Chile yaitu 2.336 kilometer ke sebelah timur menuju ke bandara internasional Santiago.
Bandara dengan suhu paling panas
Dalam beberapa tahun terakhir, Timur Tengah menjadi kawasan yang panas untuk industri penerbangan dalam arti sesungguhnya.
Baca juga: Beroperasi 8 Juni 2018, Tiket Bandara Kertajati-Juanda Habis Terpesan
Pada Juni 2014 dilaporkan suhu di bandara internasional Ahvaz, Iran mencapai 54 derajat Celcius.
Suhu yang amat panas itu setara dengan yang tercatat di Mitribah, Kuwait (2016) dan Death Valley, California (2013).
Pada Juli 2016, suhu yang sama juga terjadi tetapi saat itu dialami bandara Basra, wilayah selatan Irak,
Di pedalaman Siberia, terdapat desa Oymyakon di Republik Sakha. Desa ini mendapatkan reputasi sebagai permukiman manusia dengan suhu terdingin yang pernah tercatat mencapai -67,7 derajat Celcius.
Tak heran jika bandara di Yakutsk, ibu kota wilayah itu mengklaim diri sebagai yang terdingin di dunia dengan suhu rata-rata -39 derajat Celcius.
Bandara dengan lahan terluas
Membandingkan lahan berbagai bandara kemungkinan memang amat sulit karena tak ada standar untuk menghitung lahan yang digunakan sebagai bandara.
Baca juga: 10 Bandara dengan Desain Terindah di Dunia
Namun, bandara internasional King Fahd, Arab Saudi mengklaim memiliki lahan seluas 78.000 hektare. Namun, area yang benar-benar digunakan untuk bandara hanya 3.765 hektare.
Fakta ini menggeser bandara internasional Denver, AS yang memiliki lahan seluas 13.726 hektare.
Sebagai perbandingan, bandara Heathrow yang merupakan salah satu yang paling sibuk di dunia, hanya memiliki lahan 1.226 hektare.
Bandara dengan landasan terpendek
Bandara Juancho E Yrausquin di Pulau Saba, Antilles Belanda merupakan bandara komersial dengan landasan terpendek di dunia.
Bandara itu dibangun di satu-satunya lahan datar di pulau vulkanik tersebut dan hanya menghasilkan landasan pacu sepanjag 400 meter.
Landasan pacunya benar-benar "tergantung" di lereng gunung sehingga dari kokpit pesawat yang akan mendarat tempat ini lebih mirip geladak kapal induk.
Saking sulit dan berbahayanya bandara ini maka pilot yang hendak mendarat di bandara tersebut harus memiliki sertifikasi khusus.
Bandara dengan landasan pacu terpanjang
Dengan panjang 5.500 meter, maka landasan pacu di bandara Bamda Qamdo, Tibet menjadi yang terpanjang di dunia.
Landasan pacu yang amat panjang ini dibutuhkan untuk mengganti menurunnya kinerja esin dan daya angkat pesawat saat lepas landas dan mendarat di daerah dengan ketinggian ekstrem.
Baca juga: Sampai 146 Km, Inilah 10 Bandara Terjauh dari Pusat Kota