Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Uni Soviet Cabut Blokade terhadap Berlin

Kompas.com - 12/05/2017, 18:30 WIB

KOMPAS.com - Berakhirnya Perang Dunia II tak kemudian membuat dunia benar-benar damai, sebab muncul kubu baru yang memicu Perang Dingin.

Salah satu bentuk insiden awal Perang Dingin adalah Uni Soviet memberlakukan blokade terhadap Berlin yang dicabut pada 12 Mei 1949.

Di akhir Perang Dunia II, Jerman dibagi menjadi empat sektor yang dikelola empat besar pemenang perang yaitu Uni Soviet, Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris.

Ibu kota Jerman, Berlin, juga dibagi empat meski lokasinya terletak jauh di pedalaman sektor yang dikuasai Uni Soviet.

Nasib Berlin ini menjadi masalah besar dalam pembicaraan damai pasca-perang, khususnya setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis berniat menyatukan zona pendudukan mereka menjadi satu zona ekonomi.

Pada Maret 1948, Uni Soviet mengundurkan diri dari dewan pengendali sekutu yang memerintah daerah pendudukan sekutu di Jerman.

Pada Mei tahun yang sama, ketiga kekuatan Barat itu menyetujui pembentukan Jerman Barat, sebuah negara yang sepenuhnya independen dari wilayah timur Jerman yang diduduki Uni Soviet.

Sementara tiga sektor barat di Berlin akan disatukan dan disebut dengan nama Berlin Barat, yang berada di bawah kendali Jerman Barat.

Pada 20 Juni 1948 sebuah langkah untuk mendirikan pemerintahan Jerman Barat diambil dengan memperkenalkan mata uang Mark yang baru di seluruh wilayah Jerman Barat termasuk Berlin.

Uni Soviet mengecam langkah ini sebagai sebuah serangan terhadap mata uang Jerman Timur.

Pada 24 Juni 1948, Uni Soviet melakukan blokade terhadap semua jalur kereta api, jalan raya, komunikasi antara Berlin dan Barat.

Keempat negara pendudukan itu kemudian menunda penyatuan Berlin Barat dan Uni Soviet mengatakan, pasukan Barat tak punya hak lagi untuk berada di kota Berlin.

Dengan semua bahan makanan, bahan bakar, semua kebutuhan diblokade, Uni Soviet berharap, masyarakat Berlin Barat menyerah dan bersedia menerima kendali komunis.

U.S. Navy National Museum of Naval Aviation/Wikipedia Deretan pesawat angkut Douglas C-47 Skymaster berada di bandara Tempelhoff, Berlin sedang menurunkan muatannya.
Inggris dan Amerika Serikat menanggapi blokade ini dengan menggelar operasi pengiriman bantuan udara paling besar sepanjang sejarah.

Kedua negara itu menerbangkan 278.288 misi udara selama 14 bulan dengan mengirim total 2.326.406 ton bantuan.

Saat Uni Soviet memutus pasokan listrik, maka dua pertiga dasri bantuan yang dikirim berupa batu bara.

Misi udara ini tak hanya membawa bantuan masuk ke Berlin Barat tetapi juga membawa barang-barang produksi kota itu ke Eropa Barat.

Misi penerbangan ini dilakukan terus menerus selama 24 jam, dan di puncak misi pada April 1949, pesawat-pesawat AS dan Inggris mendarat di Berlin setiap satu menit.

Misi ini selain menegangkan juga berbahaya, sehingga tiga grup pesawat pengebom AS dikirim ke Inggris untuk perkuatan.

Sementara, jumlah kehadiran militer Uni Soviet di Jerman Timur juga meningkat dengan drastis, tetapi Uni Soviet tak melakukan apapun untuk mencegah operasi bantuan udara untuk Berlin itu.

Selain membantu Berlin, sekutu Barat juga melakukan embargo perdagangan terhadap Jerman Timur dan negara-negara blok Uni Soviet.

Pada 12 Mei 1949, Uni Soviet mencabut blokade dan untuk pertama kalinya konvoi kendaraan Inggris dan Amerika Serikat menempuh jarak 177 kilometer di wilayah Jerman Timur untuk mencapai Berlin.

Pada 23 Mei 1949, Republik Federasi Jerman atau Jerman Barat resmi terbentuk. Hal itu direspon dengan proklamasi berdirinya Republik Demokratik Jerman yang berhaluan komunis.

Meski blokade sudah dicabut, misi bantuan udara masih berlangsung hingga 30 September 1949 untuk memasok kebutuhan warga Berlin Barat selama satu tahun untuk mengantisipas jika Uni Soviet kembali melakukan blokade.

Blokade baru tak pernah terjadi, tetapi ketegangan di Berlin terus tinggi yang berujung pembangunan Tembok Berlin pada 1961.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com