Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam dan Unggah Adegan Bunuh Diri PRT, Majikan Dibekuk Polisi

Kompas.com - 31/03/2017, 18:55 WIB

KUWAIT CITY, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Kuwait menahan seorang perempuan yang merekam pembantu rumah tangganya, saat akan melakukan aksi bunuh diri.

Pembantu berkebangsaan Etiopia itu meloncat dari lantai VII apartemen, tempat dia bekerja.

Sementara, seperti diberitakan AFP, sang majikan tak memberikan bantuan dan malah merekam momen tersebut.

Informasi ini diungkap media dan lembaga pembela hak asasi manusia di Kuwait City, Jumat (31/3/2017).

Perempuan Kuwait itu disebut merekam aksi sang pembantu yang terjun. Tubuhnya menghantam kanopi metal di bawah, namun nyawanya masih tertolong. 

Tanpa ragu, perempuan itu mengunggah rekaman selama 12 detik tersebut ke akun jejaring media sosial. Demikian dilansir Harian Al-Seyassah.

Dalam video itu pun terlihat si pembantu tergantung di luar bangunan, dengan satu tangan memegang kencang rangka jendela.

Dia pun terdengar meminta tolong, saat berubah pikiran di detik-detik terakhir sebelum dia akhirnya terjatuh. 

"Ah, gila... saya mau kembali. Pegang saya, pegang saya," teriak perempuan itu di dalam rekaman video.

Sesaat kemudian, genggaman tangannya terlepas, jatuh menghantam kanopi. Kanopi itu diduga telah mengurangi dampak yang dialami tubuh perempuan tadi.

Sepanjang adegan itu, sang majikan tak memberikan reaksi apa pun dan terus merekam.

Sesaat kemudian, paramedis datang ke lokasi kejadian, dan melarikan pembantu itu ke rumah sakit.

Perempuan itu mengalami pendarahan di hidung dan telinga, serta salah satu tangannya patah.

Penyidikan kriminal pun langsung digelar menyusul temuan ini. Sebab, si majikan tak memberikan pertolongan kepada orang yang hendak melakukan bunuh diri.

Alasan-alasan yang melatarbelakangi keputusan nekat pembantu itu tak diungkapkan kepada publik.

Terkait kasus ini, kelompok pembela hak asasi manusia di Kuwait, mendesak aparat penegak hukum untuk membawa kasus ini ke muka pengadilan.

Negara teluk yang dikenal dengan kekayaan minyaknya itu menjadi tempat bekerja bagi lebih dari 600.000 pembantu rumah tangga.

Sebagian besar dari mereka adalah warga negara-negara di Asia. Banyak ditemukan kasus penganiayaan, penelantaran, dan tak dibayarnya upah bagi para pekerja ini.

Ratusan pembantu rumah tangga tiap tahun, melarikan diri dari rumah tempat mereka bekerja, karena mengalami penyiksaan.

Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah setempat telah membangun penampungan untuk para pekerja korban penganiayaan itu. Sementara, sebagian lainnya mencari pertolongan ke kedutaan besar negara mereka. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com