Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Berteriak, Tak Seorang Pun Menolong Sehingga Semuanya Tewas

Kompas.com - 25/03/2017, 18:28 WIB

MOSUL, KOMPAS.com - Serangan bom bertubi-tubi yang dilakukan koalisi Amerika Serikat menyebabkan 150 orang tewas akibat tertimbun reruntuhan tiga rumah.

Ketika tim penyelamat tiba di lokasi kejadian, tak seorang pun ditemukan hidup. Tak terdengar lagi jeritan minta tolong, seperti sebelumnya. Mereka semua "tidak bersuara” lagi.

Insiden itu, seperti dilaporkan The Guardian, Sabtu (25/3/2017), telah  menimbulkan pertanyaan baru tentang peraturan keterlibatan koalisi AS dalam perang saudara di Suriah.

Media Inggris itu melaporkan tentang serangan udara paling mematikan dari koalisi AS ke Mosul barat, yang berlangsung beberapa hari hingga Jumat (26/3/2017).

Selama hampir seminggu, para tetangga dari tiga rumah itu berusaha mengais-ngais puing bangunan karena tak ada alat berat.

Mereka mencari 150 orang yang terkubur reruntuhan dari tiga rumah yang hancur oleh serangan udara koalisi AS di Mosul barat.

Gambaran lengkap tentang kekejaman serangan koalisi AS itu terus muncul, setelah sedikitnya 20 mayat ditemukan, Jumat (24/3/2017) pagi.

Hingga Sabtu (25/3/2017), sedikitnya 80 mayat telah ditemukan dari sebuah rumah yang dijadikan tempat berlindung setelah mereka melarikan diri dari serangan bom di rumah yang lain.

Puluhan lainnya masih tertimbun dalam insiden tunggal yang paling mematikan bagi warga sipil dalam perang koalisi AS melawan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Tim penyelamat yang berusaha membongkar timbunan puing juga telah tewas dalam serangan susulan yang digambarkan sebagai serangan "tiada henti dan paling mengerikan" itu, demikian The Guardian.

Militer AS mengatakan, pihaknya sudah meluncurkan penyelidikan atas serangan yang dituduhkan kepada pasukan koalisi itu.

Kololnel Joseph Scrocca, dari Komando Koalisi AS di Baghdad, mengatakan, koalisi sedang menyelidiki secara cermat dan transparan tentang jatuhnya korban sipil dalam serangan itu.

Penduduk setempat mengatakan, militan ISIS telah menempatkan penembak jitu di atap rumah yang menjadi tempat berlindung bagi banyak warga sipil.

Hal ini telah menimbulkan pertanyaan baru tentang aturan keterlibatan AS dalam perang melawan kelompok teror, setelah dua serangan udara AS sebelumnya menewaskan 90 orang.

Warga di Mosul Jadida mengatakan, sebenarnya tidak ada anggota ISIS yang bersembunyi di antara warga sipil sekalipun puluhan militan masih bertahan dari serangan pasukan khusus Irak di bagian lain Mosul barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com