Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Rela Mendayung Perahu demi Antar Jemput Murid-muridnya

Kompas.com - 19/01/2017, 12:39 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Keterbatasan infrastruktur di kawasan pedalaman kerap memunculkan kisah-kisah perjuangan yang inspiratif.

Demikian pula yang terjadi di kawasan Dazu, Chongqing, China. Seorang guru selama 10 tahun terakhir rela mendayung perahu untuk membawa murid-muridnya ke sekolah.

Sebenarnya, situasi ini muncul setelah bendungan Tiga Ngarai di Sungai Yangtze selesai dibangun dan beroperasi penuh pada 2012.

Namun, sejak pembangunannya dimulai pada 1994, permukaan air di sekitar distrik Dazu naik dan kini di sekitar daerah itu sudah berdiri bendungan Xiangshuitan.

Celakanya, sekolah anak-anak distrik Dazu berada di seberang bendungan baru itu. Untuk mencapai sekolah, anak-anak itu membutuhkan waktu dua jam mengitari bendungan.

Pada 2007, Li Congshu (60) memiliki ide untuk membuat sebuah perahu kayu. Tanpa ragu, dia menggunakan uangnya sendiri untuk membuat sebuah perahu.

Setelah perahu itu selesai, Li kemudian menggunakannya untuk menjemput murid-muridnya. Dengan menggunakan perahu, perjalanan menuju sekolah hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Tak hanya menyediakan perahu, Li juga menyiapkan jaket pelampung demi keselamatan anak-anak muridnya.

Setiap pagi, Li meninggalkan rumahnya pada sekitar pukul 07.30 dan berjalan 20 menit menuju dermaga tempat perahunya ditambatkan.

Dia kemudian mulai mendayung ke sisi lain bendungan untuk menjemput 13 muridnya yang sudah menunggu.

Usai jam sekolah, Li kemudian mengantarkan anak-anak itu pulang ke rumah. Semua dilakukan Li dengan sukarela dan tanpa memungut biaya sama sekali.

Saat ditanya mengapa dia rela mendayung untuk menjemput murid-muridnya, Li hanya mengatakan dia bahagia bisa melihat anak-anak itu bisa belajar di sekolah.

"Saya sangat bahagia bila melihat anak-anak belajar di sekolah, meski banyak yang mengatakan saya terlalu mencintai profesi ini," ujar Li.

Saat ini, ujar Li, dia hanya memimpikan tiga hal dan semua impiannya terkait dengan kelangsungan pendidikan murid-muridnya.

"Saya ingin pemerintah segera membangun jalan sepanjang 3,2 kilometer agar murid-murid saya bisa ke sekolah lebih cepat," kata Li.

"Jika jalan belum ada, saya ingin membeli sebuah perahu motor karena saya semakin sulit mendayung pada usia saat ini," kata dia.

Satu impian Li lainnya adalah berharap ada seseorang yang mau menggantikan tugasnya karena tak selamanya dia kuat untuk mendayung perahu.

"Namun, saat ini saya akan tetap mendayung semampu saya demi membawa murid-murid saya," kata Li.

Bendungan Tiga Ngarai yang terletak di Provinsi Hubei, China, adalah pembangkit listrik terbesar di dunia dalam hal kapasitas terpasang.

Bendungan yang mulai dibangun pada 1994 ini mampu menghasilkan listrik sebesar 22.500 megawatt.

Selain menghasilkan listrik, bendungan ini ditujukan meningkatkan kapasitas lalu lintas kapal dan mengurangi bahaya banjir di wilayah hilir Sungai Yangtze.

Namun, pembangunan bendungan ini menuai kritik karena menenggelamkan banyak lokasi bersejarah, mengakibatkan 1,3 juta orang terpaksa pindah, dan mengakibatkan sejumlah perubahan ekologis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com