BANDAR SERI BEGAWAN, KOMPAS.com - Harian berbahasa Inggris The Brunei Times, Selasa (8/11/2016), menyatakan menghentikan seluruh operasinya yang diumumkan di halaman pertama harian tersebut.
Penghentian operasi harian ini diduga terkait pemberitaan pada 26 oktober lalu yang menyebut kenaikan visa haji dan umrah ke Arab Saudi terkait dengan kondisi ekonomi di negeri kerajaan tersebut.
Menurut seorang jurnalis yang mengklaim pernah bekerja di harian The Brunei Times, harian tersebut mengutip pernyataan seorang pejabat di Kedutan Besar Arab Saudi di Bandar Seri Begawan.
Pejabat itu, lanjut sang mantan jurnalis, sebenarnya sudah mengatakan dia tak memiliki wewenang untuk berbicara kepada media massa.
Manajemen The Brunei Times sebenarnya sudah meminta maaf secara terbuka lewat situs resminya pada Jumat pekan lalu. Namun, sejauh ini menolak membicarakan soal penghentian operasinya.
"The Brunei Times menghentikan seluruh operasi media dan publikasi terhitung mulai 8 November 2016," demikian pernyataan resmi harian tersebut.
"Penutupan ini terkait masalah serta standar reportase dan jurnalistik yang seharusnya memenuhi kaidah dan juga terkait kelangsungan binsis, khususnya menghadapi tantangan dari media alternatif," lanjut pernyataan itu.
Manajemen harian tersebut juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Brunei yang telah memperpanjang izin terbit meski terdapat sejumlah masalah yang membelit harian itu.
Selain menghentikan operasinya, The Brunei Times, yang sudah berusia 10 tahun itu, juga menutup akun resmi Twitter dan Facebook-nya.