Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 10 Negara "Mapan" Paling Korup di Dunia

Kompas.com - 06/06/2016, 18:07 WIB

KOMPAS.com — Setiap tahun, Transparansi Internasional, sebuah koalisi antikorupsi internasional, merilis Indeks Persepsi Korupsi, sebuah survei untuk menentukan negara paling korup di dunia.

Biasanya, hasil survei Transparansi Internasional ini menempatkan negara-negara Afrika dan Timur Tengah sebagai yang paling korup di dunia sekaligus memiliki pemerintahan yang lemah dan kemiskinan yang merata.

Tahun ini, menurut Transparansi Internasional, Somalia adalah "juara" negara-negara paling korup di dunia diikuti Korea Utara dan Afganistan.

Nah, harian ekonomi Business Insider juga melakukan survei serupa, tetapi lebih menyoroti korupsi di negara-negara yang terbilang mapan dan menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

OECD adalah organisasi ekonomi dunia yang beranggotakan 34 negara dan dibentuk pada 1961 untuk mendorong kemajuan perekonomian dan perdagangan dunia.

Hasilnya, Business Insider menentukan 18 negara mapan yang dinilai memiliki level korupsi yang paling tinggi di dunia.

1. Meksiko

Negara ini didaulat sebagai anggota OECD paling korup dengan nilai hanya 35. Hal ini tak mengejutkan karena Meksiko menjadi jantung aliran perdagangan narkotika dari Amerika Latin ke Amerika Serikat.

Bahkan, salah seorang bandar narkoba ternama, Joaquin "El Chapo" Guzman, bisa dua kali lolos dari penjara karena memberi uang suap sangat besar pada pengelola penjara.

2. Turki

Negara ini menjadi yang paling korup di Eropa dengan hanya meraup nilai 42 dari 100 angka. Pada 2013, negeri itu diguncang skandal korupsi, suap, dan pencucian uang yang melibatkan direktur bank sentral dan sejumlah pengusaha.

3. Italia

Tindak pidana korupsi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di kawasan eurozone itu kerap diasosiasikan dengan mantan PM Silvio Berlusconi.

Berlusconi sendiri akhirnya terbukti menggelapkan pajak pada 2013 dan menyuap seorang senator pada 2015.

4. Yunani

Angka korupsi di Yunani sudah menurun sejak pergelaran survei tahun lalu. Namun, praktik "fakelaki" atau menyuap demi layanan lebih baik masih marak dilakukan warga negeri itu.

5. Slowakia

Salah satu skandal keuangan terbesar di negeri ini disebut dengan nama "Skandal Gorila" di mana para pebisnis memberi suap besar untuk mengamankan berbagai kontrak proyek mereka.

6. Hongaria

Pencapaian Hongaria dalam hal memberantas korupsi menurun. Praktik memberi suap untuk para dokter dan ahli bedah masih marak di negeri itu. Sebanyak 92 persen warga Hongaria masih menganggap hal itu adalah sebuah kewajaran.

7. Korea Selatan

Korupsi adalah masalah besar di Negeri Ginseng sepanjang tahun lalu yang diwarnai lengsernya PM Lee Wan-koo pada April 2015.

Lee mundur karena dituduh menerima suap setelah seorang pebisnis menyebut hal tersebut dalam surat bunuh dirinya.

8. Ceko

Dalam Indeks Persepsi Korupsi terbaru, Ceko mendapatkan nilai 56, naik dari 51 pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan akhir dari skandal korupsi politik pada 2013 yang berujung pengunduran diri PM Petr Necas.

9. Spanyol

Sebelum terpilih kembali, PM Mariano Rajoy dituding para pesaingnya telah melakukan korupsi.

Bahkan, pekan ini sebuah skandal mengguncang Partai Popular yang berkuasa saat 24 orang ditahan karena diduga menerima suap.

10. Slovenia

Telah terjadi beberapa skandal suap tingkat tinggi di negeri pecahan Yugoslavia ini dalam beberapa tahun terakhir.

Misalnya, pada 2013 dan 2014, ketika rakyat memprotes PM Janez Jansa dan pemimpin oposisi Zoran Jankovic karena dianggap lalai dalam mengumumkan harta kekayaan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com