Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Ibu Kirim Video Telanjang 2 Putrinya kepada Pelatih Tari

Kompas.com - 08/03/2016, 17:00 WIB
SYDNEY, KOMPAS.com — Ibu kandung mana yang rela tubuh putri-putrinya menjadi konsumsi publik dalam rekaman video dan foto? Peristiwa itu terjadi di Sydney, Australia.

Seorang ibu mengaku terpaksa mengirimkan foto-foto dan video-video telanjang dari dua anak perempuannya kepada guru tari mereka, Grant Davies, sejak tahun 2009 hingga 2012.

Saat berbicara di depan Komisi Respons Kelembagaan terhadap Pelecehan Anak di Australia, seperti dilansir laman Australia Plus ABC, Selasa (8/3/2016), ibu tersebut mengaku tak mempunyai banyak pilihan.

Si ibu yang identitasnya dirahasiakan mengaku foto dan video itu dia kirimkan demi menyelamatkan karier menari kedua putrinya.

Wanita berusia 44 tahun itu mengawali cerita tentang bagaimana dia bisa memercayai Grant Davies pada tahun 2009 silam. 

Grant Davies kala itu mengaku melihat bakat menari pada kedua gadis itu. Dua anak itu lalu bergabung di studio tari "RG Dance" milik Grant di pinggiran kota Sydney.

"RG Dance dengan cepat menjadi bagian hidup kami dan kami menjadi bagian dari keluarga RG," kata sang ibu.

Sejak 2009, dua anak gadis ini melakukan latihan tari hingga 40 jam dalam seminggu. Sementara Grant dan sang ibu mulai saling berkirim pesan online.

"Saya menilai dia sebagai sosok yang sangat menarik, karismatik, dan lucu," kata sang ibu kepada petugas penyelidik. 

"Grant menanyai saya tentang apa yang saya inginkan untuk masa depan saya dan masa depan anak-anak. Dia lalu mengatakan, 'Saya bisa melakukannya untukmu'," kata wanita itu.

Setelah impiannya sendiri untuk menjadi penari tak pernah terwujud, sang ibu mengaku merasa bersemangat atas masa depan kedua putrinya.

Perempuan ini pun menangis ketika bercerita di muka sidang bahwa ia mengirim video tak senonoh pertama kepada Grant pada tahun 2009.

"Percakapan saya dengan Grant dimulai dengan pertanyaannya soal keberadaan kami dan apa yang kami lakukan. Saya mengirim balasan yang mengatakan mereka menari rumah dengan pakaian dalam mereka,” tutur sang ibu.

"Ia kembali membalas, 'Kamu bisa mengirimkan foto?'. Saya tak segera menjawab sehingga ia mengirim sejumlah pesan lagi yang mengatakan, 'Lakukan saja. Apa yang kamu takutkan? Tak ada yang tahu'," cerita dia.

Setelah satu dokumen itu terkirim, Grant terus meminta video dan foto. "Saya menuruti permintaan Grant, meskipun tahu dalam hati bahwa itu tidak benar," kata sang ibu.

Perempuan itu lalu mengatakan, ketika ia tidak menanggapi Grant, si guru tari mulai mengancam.

"Dia mau menghancurkan saya dan putri saya, mengekspos saya, dan mengunggah gambar saya dan putri saya ke internet," kata dia.

Aktivitas mengirim video dan foto tak senonoh itu mencapai titik terburuk tahun 2012. Grant lalu ditangkap pada Mei tahun 2013, dan sang ibu ditangkap sekitar enam bulan kemudian.

Ia mengatakan, Grant meneleponnya sebelum penangkapan terjadi dan mengatakan bahwa ia harus membuat anak-anaknya tutup mulut, dan menghapus semua pesan.

Kini, sang ibu telah menjalani 18 bulan masa tahanan, dan sekarang dalam masa pembebasan bersyarat.

"Dampak perbuatan itu pada kehidupan saya dan keluarga sungguh mendatangkan bencana," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com