Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Opsi Ukraina dan Eropa Terkait Crimea Kian Terbatas

Kompas.com - 17/03/2014, 18:49 WIB
KIEV, KOMPAS.com - Keputusan Crimea untuk kembali bergabung dengan Rusia membuat para pemimpin baru Ukraina memiliki sedikit pilihan untuk merebut kembali semenanjung strategis itu.

Referendum yang digelar pada Minggu (16/3/2014), sejauh ini hasilnya menegaskan keinginan sebagian besar penduduk semenanjung berpenduduk 2 juta orang itu.

Kini etnis Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina mengendalikan semua lini di Crimea, mulai dari pemerintahan hingga urusan pengantaran surat.

Situasi itu membuat Ukraina dan Barat hanya memiliki sedikit opsi untuk menghentikan Rusia mengklaim kembali Crimea sebagai wilayah negeri itu.

1. Mengisolasi Rusia

Opsi ini dilakukan untuk menekan Rusia dengan harapan keputusan negeri itu terkait Crimea akan berubah.

Meski pada awalnya Barat kebingungan mencari cara terbaik untuk menghadapi pamer kekuatan Kremlin, kini Washington dan Uni Eropa sudah semakin mengerucutkan opsi terhadap Rusia.

Rusia terancam berbagai sanksi, termasuk digusur dari keanggotaan kelompok prestisius G8 dan terancam kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.

Hal paling menyakitkan adalah saat China "meninggalkan" Rusia saat menyatakan abstain dalam sebuah sidang DK PBB yang membahas soal resolusi terhadap referendum Crimea.

Namun, secara umum tekanan dunia internasional terhadap Rusia masih sangat kecil dan kepopuleran Putin dalam dua tahun masa pemerintahannya terus meningkat.

2. Intervensi militer

Jika Ukraina nekat menggunakan kekuatan militer menghadapi Rusia dalam krisis Crimea ini, maka negeri itu akan bertarung layaknya Daud melawan Goliath.

Ukraina hanya memiliki 130.000 personel militer aktif, yang separuhnya dipersenjatai dengan peralatan berusia tua. Sementara Rusia memiliki 845.000 personel aktif dengan dukungan persenjataan nuklir.

Meski demikian, Ukraina masih bisa membuat Rusia kesal dengan enggan memindahkan pasukannya keluar dari Crimea, sebuah duri yang mau tak mau harus diterima Kremlin.

3. Tekanan ekonomi

Sayangnya, Kiev tak memiliki senjata mematikan jika berbicara soal tekanan ekonomi.

Crimea adalah kawasan miskin dengan infrastruktur buruk yang sangat tergantung dengan Ukraina dalm segala hal termasuk air untuk petani dan pasokan listrik.

Kelompok nasionalis di Kiev bahkan sudah mengusulkan untuk membuat Crimea bertekuk lutut cukup dengan memutus masuknya kebutuhan utama ke kawasan itu.

"Akses Crimea terhadap gas, listrik, air dan persediaan makanan dalam bahaya dan Rusia tidak bisa membantu," kata Volodymyr Fesenko seorang pengamat dari Institut Penta .

Namun, setiap langkah tekanan ekonomi bisa berakibat respon keras dari Rusia yang bisa mengakibatkan kenaikan tarif impor Ukraina dan meningkatnya harga gas yang diimpor dari Rusia.

4. Tekanan barat

Puncak dari krisis ini adalah ketika pemerintah baru Kiev mendorong Ukraina menjauh dari Rusia dan membawa negeri berpenduduk 46 juta orang itu lebih dekat ke Barat.

Uni Eropa dan Ukraina pada Jumat mendatang dijadwalkan menandatangani sebuah kesepakatan kerja sama yang ditolak pemerintah lama pada November yang kemudian memicu aksi protes.

Barat juga mendiskusikan paket bantuan untuk meringankan perekonomian negeri itu setelah dana talangan yang dijanjikan Rusia dibatalkan setelah Viktor Yanukovyvh terguling.

Bahayanya jika Kiev terlalu kuat mendorong ke arah Barat, maka akan semakin mengucilkan Crimea sehingga memperbesar peluang daerah itu kembali ke Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com