Presiden Asosiasi Peternakan Australia, Dr Ben Gardiner, mengatakan, para peternak kini sudah lebih menyadari soal ancaman gelombang panas pada ternaknya.
Kesadaran ini muncul seusai tragedi tewasnya ribuan hewan ternak pada akhir 1990-an dan awal 2000, dan sejak itu standar penanganan hewan ternak mulai diberlakukan.
Menurut Dr Ben, panas yang berlebihan bisa menyebabkan stres pada hewan ternak karena mereka tidak mampu mengatur panas tubuhnya yang naik di atas suhu normal.
"Gelombang panas bisa menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh hewan ternak sehingga menurunkan produksi. Dalam kasus ekstrem, gelombang panas menyebabkan kerusakan pada organ hingga kematian," jelas Dr Ben.
Menurutnya, juga ada sejumlah hal yang bisa dilakukan saat gelombang panas menerjang peternakan. "Peternak bisa menerapkan sejumlah strategi saat hewan-hewannya mengalami kepanasan, seperti meningkatkan jumlah ventilasi, memastikan banyak tempat berteduh dan air, serta memastikan tempat mereka tidak terlalu sempit," katanya.
Pada Maret 2000, 1.250 hewan ternak tewas di peternakan dekat Griffith, di selatan New South Wales, karena suhu dan kelembaban yang tinggi, tetapi sangat sedikit angin. Saat itu Asosiasi Peternak mengatakan, hewan ternak memiliki akses terhadap air, dan seperti kandang, mereka memiliki tempat berteduh.
Tewasnya hewan ternak terburuk adalah pada bulan Februari 1991, saat 2.680 ekor hewan ternak di Texas, Queensland, mati akibat gelombang panas.