Api dari kendaraan yang terbakar mengirimkan asap yang membubung ke udara di dekat potret raksasa Mao Zedong di salah satu ujung alun-alun. Lokasi tersebut merupakan tempat demonstrasi pro demokrasi pada 1989 yang dihancurkan dengan brutal oleh penguasa China.
Saksi menuturkan sebuah kendaraan SUV melaju di atas trotoar di luar Kota Terlarang, bekas istana kekaisaran China, sebelum menabrak kerumunan turis dan warga di Tiananmen. Rentetan kronologi ini mendorong mencuatnya dugaan bahwa insiden tersebut memang disengaja."Saya melihat sebuah mobil menikung dan tiba-tiba naik ke atas trotoar, terjadi cepat, dan langsung menghantam orang-orang," kata seorang saksi yang menolak disebutkan namanya, kepada AFP. "Terdengar ledakan dan saya melihat api. Kejadian itu sangat menakutkan," imbuh dia.Petugas keamanan langsung memerintahkan para wisatawan dan warga kembali ke kendaraan masing-masing dan berhenti mengambil gambar dari lokasi tersebut. Beberapa gambar sempat terpublikasi melalui media sosial, tetapi beberapa menit kemudian menghilang. Jalan menuju lapangan pun langsung diblokade dan dipasangi penghalang.Dua wartawan AFP sempat ditahan di dekat lokasi insiden itu. Semua gambar di peralatan digital mereka dihapus petugas keamanan. Kepolisian China merilis kabar insiden tersebut melalui Sina Weibo, semacam situs microblogging seperti Twitter yang dipakai luas di China. Akun terverifikasi kepolisian menyatakan, "Insiden itu menyebabkan lima orang tewas dan 38 luka-luka."Korban tewas dalam insiden tersebut adalah pengemudi dan dua penumpang mobil, serta dua turis. Salah satu turis adalah warga negara Filipina, dan satu turis lain adalah warga Provinsi Guangdong di China Selatan.
Di antara korban luka terdapat tiga turis asal Filipina dan satu turis dari Jepang. Polisi mengatakan, mobil tersebut menabrak pagar pembatas Jinshui Bridge yang menghubungkan lapangan dengan Kota Terlarang, kemudian terbakar.