Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badak Jantan Putih Kenya Masuk Aplikasi Kencan Tinder

Kompas.com - 26/04/2017, 10:15 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com – Seperti halnya banyak orang menggunakan aplikasi kencan Tinder, Sudan pun menyukai alam bebas dan berkelana ke mana saja.

Namun, pengguna aplikasi kencan Tinder ini bukanlah manusia, melainkan seekor badak jantan putih utara terakhir di dunia bernama Sudan. Ia membutuhkan pasangan untuk kawin.

"Saya tidak bermaksud untuk tampil terlalu menonjol, namun nasib spesies saya benar-benar tergantung kepada saya," tulis di profilnya seperti dilaporkan Reuters, Selasa (25/4/2017).

“Saya tampil bagus jika berada di bawah tekanan.  Saya suka makan rumput dan berendam di lumpur. Tidak ada masalah. Tinggi saya 6 kaki dan bera 5.000 pon, jika itu penting."

Baca juga: Badak Putih Utara Mati, Tersisa 4 di Dunia

Para pelestari berharap bahwa profil Tinder Sudan itu akan membantu mereka mengumpulkan cukup banyak uang untuk mengatasi kemandulan senilai  9 juta dollar atau sekitar Rp 119 miliar.

Sebab, semua upaya untuk membuatnya pulih secara alami telah gagal.

Ilmuwan ingin menggunakan sperma Sudan untuk membuahi sel telur dari salah satu dari dua badak betina putih utara terakhir, yakni Satu berusia 17 atau Najin berusia 27 tahun.

Embrio dimasukkan ke badak betina putih selatan, spesies yang jauh lebih umum.

"Kami mencoba segalanya untuk membuat mereka kawin secara alami," kata Elodie Sampere, manajer pemasaran di konservasi Ol Pejeta, Kenya, di mana ketiga badak putih utara tersebut dikawal oleh para petugas jaga bersenjata.

"Saat pertama kali mencoba untuk mengawini badak betina itu, petugas jagawana membimbingnya ... tapi sulit menghadapi badak itu," katanya.

Baca juga: Badak Hitam Afrika Dinyatakan Punah

"Kami memindahkan mereka dari dalam lingkungan kebun binatang, yang tidak kondusif bagi naluri alami, dan menempatkan mereka di lingkungan semi liar. Ada beberapa kali perkawinan, tapi tidak pernah menghasilkan kehamilan."

Para pemburu menjual tanduk badak putih utara seharga 50.000 dollar atau Rp 664 juta per kilogram, membuat mereka lebih berharga daripada emas atau kokain.

Pengawalnya takut jika Sudan, yang kini berusia 43 tahun dan tergolong badak purba,  bisa saja mati atau dibunuh sebelum mereka bisa mengumpulkan cukup uang.

"Selalu ada rasa takut. Dia sudah tua, dia mungkin akan segera mati," kata ahli badak Richard Vigne, CEO Ol Pejeta.

"Selama permintaan tanduk badak di Timur Jauh tetap ada, selalu ada ancaman itu,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com