Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sri Lanka Tangkap Anak Mantan Presiden Rajapaksa

Kompas.com - 15/08/2016, 22:25 WIB

KOLOMBO, KOMPAS.com - Polisi kejahatan keuangan Sri Lanka menangkap anak laki-laki tertua mantan Presiden Mahinda Rajapaksa atas dugaan pencucian uang.

Masalah hukum yang menimpa keluarga bekas pemimpin kuat itu kali ini pada Namal Rajapaksa, putra kandung Mahinda Rajapaksa.

Presiden baru Sri Lanka, Maithripala Sirisena, menghadapi tekanan untuk bertindak atas tuduhan korupsi pada masa Rajapaksa, terutama dari kelompok pendukung upayanya mendepak Rajapaksa pada 2015.

Namal Rajapaksa, yang juga anggota parlemen, dimintai keterangan oleh petugas Divisi Penyelidikan Kejahatan Keuangan, untuk mengusut asal uang, yang dia tanam di dua perusahaan, kata pengacara tersebut.

"Ia ditangkap polisi atas dasar undang-undang antipencucian uang," kata pengacara Premanath C Dolawatta kepada Reuters.

Dolawatta mengatakan, kliennya kemudian muncul di pengadilan dan ditahan selama seminggu.

Baik Namal Rajapaksa maupun anggota keluarganya tidak memberikan komentar, namun mereka dulu secara terbuka membantah melakukan kesalahan.

Penangkapan tersebut merupakan yang kedua kalinya dialami Namal Rajapaksa.

Pada Juli, Namal ditangkap terkait kasus terpisah atas dugaan penyalahgunaan dana proyek pembangunan apartemen senilai 650 juta dollar AS dan dilepaskan dengan jaminan setelah tujuh hari ditahan.

Paman Namal, Basil Rajapaksa yang mengepalai kementerian pembangunan ekonomi, juga tiga kali ditangkap – dua kali atas dugaan penyelewengan dana anti-kemiskinan dan sekali atas dugaan pencucian uang.

Ia juga membantah berbuat salah.

Sejak berkuasa pada Januari 2015 setelah memenangi pemilu presiden, Sirisena melancarkan serangkaian penyelidikan terhadap perjanjian-perjanjian yang dibuat pendahulunya serta beberapa anggota keluarganya.

Mahinda Rajapaksa menjabat sebagai presiden selama satu dasawarsa sampai Januari 2015 dan saat ini menjadi legislator dari oposisi.

Mantan presiden itu juga populer di kalangan suku mayoritas Sinhala Buddhist, yang memujinya karena mengakhiri perang selama 26 tahun dengan suku minoritas pemberontak Tamil pada 2009.

Ia mencoba menggalang oposisi bagi pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com