Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Terus Menurun Pertanda ISIS Limbung?

Kompas.com - 18/04/2016, 18:09 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com — Sebuah lembaga analisis di AS menyatakan, pendapatan dan populasi penduduk di daerah yang dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menurun hingga sepertiga.

IHS, lembaga analis ini, menyatakan, penurunan pendapatan tersebut merupakan ancaman terhadap ambisi ISIS untuk berkuasa dalam waktu yang panjang.

IHS melanjutkan, hingga Maret lalu, pendapatan ISIS menurun hingga 56 juta dollar AS atau sekitar Rp 737 miliar. Padahal, pada pertengahan tahun lalu, pendapatan ISIS mencapai 80 juta dollar AS atau lebih dari Rp 1 triliun.

Tak hanya itu, produksi harian minyak mentah juga menurun dari 33.000 barrel sehari pada pertengahan tahun lalu hingga hanya 21.000 barrel tahun ini.

Penyebab penurunan produksi ini adalah banyak fasilitas pengeboran minyak di Irak dan Suriah hancur akibat serangan udara koalisi pimpinan AS.

"ISIS masih cukup kuat di kawasan itu, tetapi turunnya pendapatan merupakan faktor penting dan akan meningkatkan tantangan bagi ISIS untuk terus memerintah wilayahnya dalam jangka panjang," kata analis senior IHS, Ludovico Carlino.

Selain itu, luas wilayah ISIS juga berkurang 22 persen sejak pertengahan 2014 dan jumlah penduduknya berkurang dari 9 juta menjadi hanya 3 juta jiwa saat ini.

"Semakin sedikit orang dan bisnis untuk pendapatan pajak, hal sama juga terjadi pada properti dan tanah sitaan," kata analis lain IHS, Columb Strack.

Hampir 50 persen pendapatan ISIS diperoleh dari pajak dan penyitaan, 43 persen dari minyak dan sisanya dari penyelundupan, penjualan listrik, serta donasi.

Belakangan, ISIS mengizinkan para terpidana dengan hukuman badan dibebaskan dengan pembayaran sejumlah uang, salah satu indikasi munculnya kesulitan finansial.

ISIS juga mengenakan sejumlah pajak baru, misalnya untuk pemasangan antena parabola dan pajak kepada orang yang meninggalkan sebuah kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com